Nintendo Switch 2 datang sebagai penerus dengan kekuatan yang jauh lebih besar dibanding generasi sebelumnya. Konsol handheld ini dirancang untuk menghadirkan performa tinggi, sehingga mampu menjalankan berbagai game modern dengan lebih mulus dan tajam. Meski begitu, kehadiran Switch 2 memunculkan kekhawatiran dari para pemain lama—terutama soal nasib game-game dari Switch generasi pertama. Untungnya, Nintendo memberikan angin segar dengan memastikan bahwa konsol ini tetap mendukung backward compatibility, memungkinkan para pemain memainkan koleksi lama mereka. Beberapa judul seperti Breath of the Wild bahkan mendapatkan peningkatan kualitas grafis ketika dimainkan di Switch 2, memberikan pengalaman visual yang lebih maksimal.
Namun, karena adanya perbedaan arsitektur antara Switch dan Switch 2, pengalaman bermain game lama tidak sepenuhnya identik. Dalam sesi Ask a Developers, Takuhiro Dohta mengungkapkan bahwa sejak awal pengembangan, tim lebih menekankan peningkatan performa perangkat keras daripada mempertahankan kompatibilitas penuh. Ia menjelaskan bahwa penggunaan emulasi software secara total akan menguras daya secara signifikan dan berdampak pada daya tahan baterai. Untuk itu, Nintendo memilih pendekatan campuran—menggabungkan emulasi software dengan kompatibilitas perangkat keras. Meski bukan solusi sempurna, pendekatan ini tetap memungkinkan game Switch pertama berjalan di Switch 2. Pilihan ini menunjukkan bahwa Nintendo berupaya menyeimbangkan antara inovasi teknologi dan kenyamanan pengguna, meski konsekuensinya adalah kompatibilitas yang tidak sepenuhnya mulus. Tetap saja, bagi banyak penggemar, ini menjadi langkah maju yang cukup menggembirakan.