https://miaritz.com

Masalah di Awal Rilis, Namun Marvel’s Spider-Man 2 PC Tetap Raih Keberhasilan Finansial

Setelah lama menjadi game eksklusif di konsol PlayStation, Marvel’s Spider-Man 2 akhirnya resmi meluncur di platform PC. Sayangnya, debut game ini di PC tak berjalan mulus. Banyak pemain mengeluhkan berbagai bug, masalah performa, dan optimasi yang kurang maksimal, yang membuat pengalaman bermain terasa kurang nyaman.

Namun, terlepas dari kritik yang menghampiri, pendapatan yang dihasilkan dari penjualan Marvel’s Spider-Man 2 versi PC tetap mencengangkan. Lantas, berapa besar keuntungan yang berhasil diraup dalam waktu singkat?

Pendapatan Marvel’s Spider-Man 2 di PC Tembus Rp 133 Miliar dalam Dua Hari

Menurut laporan dari GameDiscover, hanya dalam dua hari sejak perilisan, Marvel’s Spider-Man 2 versi PC telah menghasilkan pendapatan sebesar $8,2 juta atau sekitar Rp 133,45 miliar. Angka ini menunjukkan bahwa game tersebut berhasil terjual sekitar 150.000 unit dalam waktu yang sangat singkat.

Capaian ini cukup mengejutkan, mengingat banyaknya keluhan dari pemain terkait bug dan performa game yang kurang optimal. Namun, hal tersebut tampaknya tidak menyurutkan antusiasme para gamer untuk mencoba petualangan baru Peter Parker dan Miles Morales di dunia terbuka yang luas.

Update Patch untuk Mengatasi Bug dan Masalah Performa

Menyadari banyaknya laporan dari para pemain, tim developer bergerak cepat untuk merilis patch pembaruan guna memperbaiki berbagai masalah yang ada. Pada 7 Februari 2025, beberapa update sudah mulai digulirkan dengan fokus pada peningkatan performa dan perbaikan bug, sehingga pemain bisa menikmati pengalaman bermain yang lebih baik di PC.

Bagi mereka yang sempat menahan diri karena masalah teknis di awal perilisan, update ini bisa menjadi kabar baik agar mereka bisa menikmati game dengan pengalaman terbaik di platform PC.

Kesuksesan Penjualan di PS5 dan Potensi Game Eksklusif PlayStation ke PC

Sebelumnya, Marvel’s Spider-Man 2 telah lebih dulu mencatat angka penjualan yang luar biasa di konsol PlayStation 5. Sejak perilisannya di tahun 2024, game ini telah terjual hingga 11 juta unit di PS5, menjadikannya salah satu game eksklusif dengan penjualan terbaik.

Melihat kesuksesan yang terus berlanjut di PC, ada kemungkinan besar Sony dan PlayStation akan semakin terbuka untuk merilis lebih banyak game eksklusif mereka ke platform PC di masa mendatang.

Keputusan ini tentu akan menjadi kabar baik bagi gamer PC, terutama bagi mereka yang sudah lama menantikan kesempatan untuk memainkan game-game eksklusif PlayStation tanpa harus memiliki konsol.

Kesimpulan: Masa Depan Game Eksklusif PlayStation di PC

Dengan pencapaian luar biasa yang diraih Marvel’s Spider-Man 2 di PC, tampaknya era eksklusivitas penuh untuk game PlayStation perlahan mulai bergeser. Sony mungkin akan semakin sering membawa game mereka ke PC untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan meraup keuntungan lebih besar.

Bagaimana menurut kalian? Apakah ini menjadi sinyal positif bagi gamer PC yang ingin menikmati lebih banyak game eksklusif PlayStation di masa depan?

Fitur Trade Pokémon TCG Pocket Dikecam, Banyak Fans Kecewa dengan Pembaruan Terbaru

Jakarta, Indonesia – Kabar baik datang untuk penggemar Pokémon TCG Pocket! Game kartu populer ini akhirnya merilis fitur Trade yang sudah lama dinantikan. Namun, meski diharapkan menjadi fitur yang menyenangkan, peluncurannya justru menuai beragam kritik.

Pengumuman fitur Trade awalnya disambut dengan antusias oleh komunitas pemain, yang berharap bisa lebih mudah bertukar kartu dengan teman dan melengkapi koleksi mereka. Namun, setelah mencoba fitur tersebut, banyak pemain merasa kecewa dengan sistem yang diterapkan.

Langkah-Langkah Akses Fitur Trade di Pokémon TCG Pocket
Bagi pemain yang ingin mencoba fitur ini, mereka perlu melakukan pembaruan aplikasi melalui App Store atau Play Store. Setelah pembaruan selesai, opsi Trade akan muncul di dalam game.

Namun, fitur ini memiliki beberapa batasan besar. Pemain hanya bisa melakukan trade untuk kartu dengan kelangkaan 1-Star atau lebih rendah, dan hanya dapat bertukar dengan teman dalam daftar pertemanan mereka.

Permasalahan pada Fitur Trade
Setelah peluncuran fitur ini, banyak pemain melaporkan beberapa masalah yang membuat proses trade menjadi sulit dan kurang nyaman. Beberapa masalah utama yang muncul adalah sebagai berikut:

  1. Batasan pada Trade Stamina
    Untuk melakukan trade, pemain membutuhkan Trade Stamina yang akan berkurang setelah setiap pertukaran. Sayangnya, stamina ini hanya terisi kembali secara perlahan, sehingga pemain harus menunggu lama sebelum bisa melakukan trade lagi.
  2. Sulitnya Mendapatkan Trade Token
    Selain stamina, pemain juga memerlukan Trade Token, yang diperoleh dengan membuang kartu duplikat. Namun, jumlah token yang didapat sangat sedikit, sehingga pemain harus mengorbankan banyak kartu untuk mendapatkan token yang cukup. Kartu dengan kelangkaan 2-Diamond atau lebih rendah bahkan tidak bisa ditukar menjadi token, yang semakin menyulitkan pemain untuk mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan.
  3. Tantangan dalam Melakukan Pertukaran Kartu yang Seimbang
    Salah satu masalah utama adalah ketidakseimbangan dalam sistem trade. Untuk mendapatkan kartu 1-Star, pemain memerlukan 400 token, sementara menghancurkan satu kartu 1-Star hanya memberi 100 token. Dengan kata lain, pemain harus mengorbankan empat kartu untuk memperoleh satu kartu melalui trade. Selain itu, tidak ada cara untuk memilih kartu yang diinginkan dalam pertukaran, sehingga pemain harus berkomunikasi lewat aplikasi lain atau bertemu langsung untuk memastikan trade berjalan sesuai keinginan.

Reaksi Komunitas: Entusiasme Berubah Menjadi Kekecewaan
Banyak pemain merasa bahwa fitur trade yang dihadirkan justru lebih mengecewakan daripada yang diharapkan. Mereka berharap agar pengembang segera memperbaiki sistem ini, termasuk dengan menambah opsi untuk menukar kartu dengan rarity yang lebih tinggi, seperti kartu Gold Crown. Jika masalah ini tidak segera diatasi, fitur ini bisa berpotensi mengurangi kepuasan pemain, bukannya menjadi daya tarik baru.

Harapan untuk Update Berikutnya
Meskipun saat ini fitur trade masih jauh dari harapan, penggemar tetap berharap pengembang akan mendengarkan masukan dari komunitas dan melakukan pembaruan yang diperlukan. Jika sistem trade dapat dibuat lebih fleksibel dan menguntungkan, fitur ini berpotensi menjadi tambahan yang sangat menarik dalam game.

Untuk saat ini, pemain disarankan untuk memanfaatkan fitur trade dengan hati-hati dan mengikuti perkembangan pembaruan yang akan datang. Semoga fitur ini bisa diperbaiki dan memberikan pengalaman bermain yang lebih baik bagi semua penggemar Pokémon TCG Pocket di masa depan.

Banyak Fans Kecewa! Fitur Trade Pokémon TCG Pocket Tak Sesuai Ekspektasi

Jakarta, Indonesia – Kabar gembira bagi para pemain Pokémon TCG Pocket! Game kartu Pokémon yang populer ini akhirnya menghadirkan fitur Trade, sesuatu yang telah lama dinantikan oleh para penggemarnya. Namun, alih-alih mendapat sambutan meriah, fitur ini justru menuai banyak kritik setelah resmi dirilis.

Awalnya, pengumuman tentang fitur Trade disambut dengan antusias oleh komunitas. Pemain berharap bisa dengan mudah bertukar kartu dengan teman-teman mereka dan melengkapi koleksi yang masih kurang. Sayangnya, setelah mencoba fitur ini, banyak pemain yang merasa kecewa dengan sistem yang diterapkan.

Cara Mengakses Fitur Trade di Pokémon TCG Pocket

Bagi pemain yang ingin mencoba fitur ini, mereka harus terlebih dahulu melakukan pembaruan manual melalui App Store atau Play Store. Setelah update selesai, opsi Trade akan tersedia di dalam game.

Namun, ada batasan besar dalam sistem ini. Pemain hanya bisa melakukan trade untuk kartu dengan kelangkaan 1-Star atau di bawahnya, dan hanya bisa bertukar dengan teman yang ada di daftar pertemanan mereka.

Masalah yang Muncul dalam Fitur Trade

Setelah fitur ini dirilis, banyak pemain mulai mengeluhkan berbagai kendala yang membuat trade terasa sulit dan tidak praktis. Berikut beberapa permasalahan utama yang dihadapi:

1. Sistem Trade Stamina yang Membatasi Pemain

Untuk bisa melakukan trade, pemain memerlukan Trade Stamina yang akan berkurang setiap kali melakukan pertukaran. Masalahnya, stamina ini hanya bisa terisi kembali secara perlahan, sehingga pemain harus menunggu lama sebelum bisa melakukan trade lagi.

2. Kebutuhan Trade Token yang Sulit Didapatkan

Selain stamina, pemain juga harus memiliki Trade Token, yang diperoleh dengan cara membuang kartu duplikat. Namun, jumlah token yang didapatkan sangat sedikit, sehingga pemain harus mengorbankan banyak kartu hanya untuk mendapatkan token dalam jumlah yang cukup.

Bahkan, kartu dengan kelangkaan 2-Diamond atau di bawahnya tidak bisa diubah menjadi token, sehingga pemain semakin kesulitan untuk mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan.

3. Kesulitan dalam Menukar Kartu Secara Adil

Salah satu masalah terbesar dari fitur ini adalah ketidakseimbangan dalam sistem trade. Untuk menukar kartu 1-Star, pemain membutuhkan 400 token, sedangkan satu kartu 1-Star yang dihancurkan hanya memberikan 100 token. Artinya, pemain harus mengorbankan empat kartu hanya untuk mendapatkan satu kartu dari trade.

Selain itu, tidak ada fitur untuk menyampaikan kartu apa yang diinginkan dalam pertukaran, sehingga pemain harus berkomunikasi melalui aplikasi lain atau bertemu langsung di dunia nyata agar trade bisa berjalan sesuai keinginan.

Reaksi Komunitas: Kecewa dan Mengharapkan Perbaikan

Dengan banyaknya keterbatasan ini, banyak pemain yang menganggap fitur trade di Pokémon TCG Pocket sebagai salah satu pembaruan yang mengecewakan.

Banyak yang berharap agar sistem trade dapat diperbaiki di masa depan, terutama dengan kemungkinan menukar kartu dengan rarity lebih tinggi, seperti kartu Gold Crown. Jika sistem ini tidak segera diperbaiki, fitur yang seharusnya menjadi daya tarik baru ini justru bisa membuat pemain semakin frustrasi.

Harapan untuk Update Berikutnya

Meskipun saat ini fitur trade masih jauh dari kata sempurna, banyak penggemar tetap berharap Pokémon TCG Pocket akan melakukan pembaruan dan perbaikan berdasarkan masukan dari komunitas.

Jika pengembang mampu menyesuaikan sistem trade agar lebih fleksibel dan menguntungkan pemain, fitur ini masih memiliki potensi besar untuk menjadi tambahan yang menarik dalam game.

Untuk saat ini, para pemain disarankan untuk memanfaatkan sistem trade dengan bijak dan tetap mengikuti perkembangan update dari pengembang. Semoga di masa depan, fitur ini dapat mengalami peningkatan dan memberikan pengalaman bermain yang lebih baik bagi semua penggemar Pokémon TCG Pocket.

Patch Bloodborne 60FPS: Kreator Terpaksa Hapus Patch Usai Permintaan Sony

Game Bloodborne masih menjadi idola di kalangan gamer yang mengharapkan kehadirannya di platform selain PlayStation 4 (PS4). Banyak penggemar berharap agar game ini mendapatkan update yang memungkinkan tampilan grafis lebih optimal dan performa 60FPS, baik di konsol generasi terbaru maupun di PC.

Seorang kreator, Lance McDonald, berhasil membuat sebuah patch khusus yang memungkinkan Bloodborne berjalan pada 60FPS di PS4. Namun, baru-baru ini, McDonald mengungkapkan bahwa ia menerima permintaan langsung dari Sony terkait patch yang telah ia buat.

Permintaan Sony untuk Menghapus Patch Bloodborne 60FPS

Melalui akun Twitter/X pribadinya, Lance McDonald menyampaikan kabar mengecewakan. Ia mengonfirmasi bahwa Sony Interactive Entertainment (SIE) telah mengirimkan pemberitahuan resmi yang meminta agar tautan unduhan patch Bloodborne 60FPS yang ia bagikan segera dihapus dari internet.

Dalam unggahannya, McDonald menjelaskan bahwa ia tidak punya pilihan lain selain mematuhi permintaan tersebut. Semua tautan terkait patch tersebut pun telah dihapus.

“”Pada 21 Februari 2021, saya berhasil mengembangkan dan meluncurkan patch yang memungkinkan Bloodborne berjalan pada 60FPS.”

o3-mini. Hari ini, saya menerima pemberitahuan penghapusan DMCA dari Sony Interactive Entertainment untuk menghapus semua tautan patch yang pernah saya bagikan di internet. Jadi, saya sudah menghapusnya,” ujarnya.

Reaksi Gamer: Antara Kekecewaan dan Harapan Baru

Tindakan Sony yang meminta penghapusan patch buatan McDonald menuai kekecewaan dari banyak gamer. Mereka merasa sedih karena Bloodborne hingga kini masih eksklusif di PS4, tanpa ada kabar mengenai versi remaster atau port ke platform lain.

McDonald pun mengingatkan pertemuannya dengan Shuhei Yoshida, mantan Presiden Sony Interactive Entertainment, di mana ia pernah menyampaikan secara langsung tentang pembuatan mod patch agar Bloodborne dapat berjalan pada 60FPS. Menurutnya, Yoshida hanya menanggapi dengan tawa.

Di sisi lain, beberapa gamer justru melihat penghapusan ini sebagai pertanda. Mereka menduga bahwa langkah tersebut mungkin menandakan bahwa Sony sedang merencanakan sesuatu terkait Bloodborne, mengingat beberapa petunjuk misterius yang diberikan Sony belakangan ini, seolah mengisyaratkan kehadiran game ini di platform selain PS4.

Apakah Bloodborne Sedang Dipersiapkan untuk Remaster?

“Perbincangan mengenai kemungkinan remaster atau porting Bloodborne ke PC dan PS5 sudah lama menjadi topik hangat.”

o3-mini Namun, hingga saat ini Sony belum memberikan konfirmasi resmi mengenai rencana tersebut. Penghapusan patch yang dilakukan McDonald semakin menimbulkan dugaan bahwa Sony mungkin sedang menyiapkan kejutan bagi para penggemar.

Apakah ini merupakan indikasi bahwa Bloodborne akan segera mendapatkan versi yang lebih optimal? Ataukah langkah ini semata-mata untuk menjaga eksklusivitas game tersebut? Waktu yang akan memberikan jawabannya.

Bloodborne 60FPS Patch: Kreator Terima ‘Surat Cinta’ dari Sony

Game Bloodborne masih menjadi salah satu judul yang paling diinginkan oleh para gamer untuk dapat hadir di platform lain selain PlayStation 4 (PS4). Banyak penggemar berharap game ini bisa mendapatkan pembaruan agar dapat dimainkan dengan grafis yang lebih maksimal dan performa 60FPS, baik di konsol generasi terbaru maupun PC.

Seorang kreator bernama Lance McDonald berhasil menciptakan sebuah patch khusus yang memungkinkan Bloodborne berjalan dengan 60FPS di PS4. Namun, baru-baru ini, McDonald mengungkapkan bahwa ia menerima permintaan langsung dari Sony terkait patch buatannya.

Sony Minta Patch Bloodborne 60FPS Dihapus

Melalui akun Twitter/X pribadinya, Lance McDonald membagikan kabar kurang menyenangkan. Ia mengaku menerima pemberitahuan resmi dari Sony Interactive Entertainment (SIE), yang meminta agar tautan unduhan patch Bloodborne 60FPS yang ia buat segera dihapus dari internet.

Dalam unggahannya, McDonald menjelaskan bahwa ia tak memiliki pilihan selain mematuhi permintaan tersebut. Ia mengonfirmasi bahwa semua tautan terkait patch tersebut telah dihapus.

“Pada 21 Februari 2021, saya membuat dan merilis sebuah patch untuk Bloodborne yang memungkinkan game ini berjalan di 60FPS. Hari ini, saya menerima pemberitahuan penghapusan DMCA atas permintaan dari Sony Interactive Entertainment untuk menghapus semua tautan patch yang pernah saya bagikan di internet. Jadi, saya sudah melakukannya,” tulisnya.

Reaksi Gamer: Kecewa, Tapi Berharap Ada Pertanda

Keputusan Sony untuk menghapus patch buatan Lance McDonald menuai reaksi kecewa dari para gamer. Banyak yang menyayangkan tindakan ini, terutama karena Bloodborne sendiri hingga kini masih eksklusif untuk PS4 tanpa ada tanda-tanda versi remaster atau rilis di platform lain.

McDonald juga mengingat kembali pertemuannya dengan Shuhei Yoshida, mantan Presiden Sony Interactive Entertainment. Ia mengungkapkan bahwa dirinya pernah memberi tahu Yoshida secara langsung bahwa ia telah membuat mod patch untuk Bloodborne agar bisa berjalan di 60FPS. Respons Yoshida? Ia hanya tertawa mendengar hal tersebut.

Di sisi lain, beberapa gamer justru merasa penasaran dengan waktu penghapusan ini. Mereka menduga bahwa tindakan Sony bisa jadi merupakan pertanda bahwa perusahaan tersebut tengah merencanakan sesuatu terkait Bloodborne. Dugaan ini muncul karena dalam beberapa waktu terakhir, Sony beberapa kali memberikan petunjuk misterius kepada penggemar Bloodborne, seakan-akan memberi harapan bahwa game ini akan hadir di platform selain PS4.

Apakah Sony Sedang Mempersiapkan Bloodborne Remastered?

Spekulasi mengenai versi remaster atau port Bloodborne ke PC dan PS5 bukanlah hal baru. Namun, hingga kini Sony belum memberikan pengumuman resmi terkait rencana tersebut. Keputusan untuk menghapus patch McDonald yang baru dilakukan sekarang tentu semakin memicu dugaan bahwa Sony mungkin sedang menyiapkan kejutan bagi penggemar.

Apakah ini pertanda bahwa Bloodborne akan segera dirilis ulang dengan versi yang lebih optimal? Ataukah hanya upaya Sony untuk tetap mempertahankan eksklusivitas game ini? Kita tunggu saja perkembangannya.

Bagaimana pendapat kalian tentang keputusan Sony ini?

Staf Pengembang Dragon Age Hengkang dari Bioware, Apa yang Terjadi?

Industri video game kembali menghadapi gelombang restrukturisasi besar. Setelah banyak perusahaan game melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan perombakan struktural, kini Bioware, studio yang dikenal lewat Dragon Age dan Mass Effect, menjadi sorotan utama.

Laporan terbaru mengungkapkan bahwa sejumlah staf yang sebelumnya terlibat dalam pengembangan Dragon Age: The Veilguard telah meninggalkan studio tersebut. Apakah ini pertanda akan ada perubahan signifikan di Bioware?

Bioware Fokus pada Mass Effect, Beberapa Staf Tinggalkan Studio Isu ini mencuat setelah Gary McKay, General Manager Bioware, mengungkapkan pengumuman resmi di situs web studio. McKay menginformasikan bahwa Bioware kini memusatkan perhatian sepenuhnya pada proyek Mass Effect terbaru.

“Sejak 2023, kami telah memulai perubahan dalam cara kami mengembangkan game, dengan tujuan agar proyek mendatang tetap memenuhi standar kualitas tinggi yang kami prioritaskan,” jelas McKay.

Keputusan ini sejalan dengan rampungnya pengembangan Dragon Age: The Veilguard, yang memungkinkan studio untuk mengalihkan fokus dan sumber daya mereka sepenuhnya ke pengembangan Mass Effect baru. Beberapa veteran yang sebelumnya bekerja pada trilogi Mass Effect—seperti Mike Gamble, Preston Watamaniuk, Derek Watts, dan Parrish Ley—telah dipilih untuk memimpin proyek ini.

Namun, di tengah semangat tersebut, kabar beredar bahwa sejumlah staf yang terlibat dalam Dragon Age telah meninggalkan Bioware.

Staf Dragon Age yang Meninggalkan Bioware Kabar keluarnya staf ini pertama kali diketahui melalui unggahan mereka di media sosial Bluesky. Setidaknya lima orang kini mencari peluang baru setelah memutuskan meninggalkan Bioware.

Berikut adalah beberapa nama staf yang sudah dikonfirmasi keluar:

  • Karin Weekes – Editor Dragon Age
  • Trick Weekes – Narrative Designer & Lead Writer Dragon Age: The Veilguard
  • Ryan Cormier – Editor Bioware
  • Jen Cheverie – Producer Bioware
  • Michelle Flamm – Senior Systems Designer Bioware

Selain itu, Corrine Busche, yang sebelumnya menjabat sebagai Director Dragon Age: The Veilguard, juga telah meninggalkan Bioware pada 18 Januari 2025.

Dengan banyaknya staf yang hengkang, muncul spekulasi tentang arah baru yang akan diambil Bioware. Apakah ini hanya bagian dari restrukturisasi internal, ataukah akan ada perubahan besar dalam pendekatan pengembangan game mereka?

Bioware Menegaskan Komitmennya pada Mass Effect Baru Meskipun beberapa staf meninggalkan studio, Bioware tetap menegaskan komitmennya untuk menyajikan pengalaman terbaik bagi penggemar Mass Effect. Dengan keterlibatan para veteran yang telah berpengalaman di trilogi klasik, proyek ini diharapkan mampu menghidupkan kembali kesuksesan Mass Effect dalam dunia game.

Sementara itu, masa depan Dragon Age kini menjadi tanda tanya. Setelah rampungnya The Veilguard, banyak pihak yang penasaran apakah Bioware akan terus memberikan perhatian pada waralaba ini atau berfokus sepenuhnya pada Mass Effect.

Bagaimana pendapat kalian? Apakah perubahan ini akan memberi dampak positif untuk perkembangan game Bioware di masa mendatang? Kita tunggu kabar selanjutnya.

Developer Dragon Age Tinggalkan Bioware, Ada Apa?

Industri video game kembali diwarnai dengan kabar restrukturisasi besar-besaran. Setelah banyak perusahaan gim melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan perombakan internal, kini Bioware, studio di balik Dragon Age dan Mass Effect, menjadi sorotan.

Laporan terbaru mengungkap bahwa beberapa staf yang sebelumnya terlibat dalam pengembangan Dragon Age: The Veilguard telah meninggalkan perusahaan. Apakah ini tanda perubahan besar bagi Bioware?

Bioware Fokus ke Mass Effect, Sejumlah Staf Tinggalkan Studio

Kabar ini mencuat setelah Gary McKay, General Manager Bioware, mengunggah sebuah pernyataan di situs resmi studio tersebut. Dalam pengumuman itu, McKay menjelaskan bahwa Bioware kini mengalihkan fokus penuh ke proyek Mass Effect terbaru.

“Untuk mencapai visi yang telah kami tetapkan sejak tahun 2023, kami mulai mengubah cara kami mengembangkan gim. Ini dilakukan agar proyek-proyek mendatang tetap memenuhi standar kualitas tinggi yang kami pegang teguh,” ungkap McKay.

Keputusan ini sejalan dengan rampungnya pengembangan Dragon Age: The Veilguard, yang memungkinkan studio untuk sepenuhnya mengarahkan sumber daya mereka ke Mass Effect baru. Bahkan, beberapa nama veteran yang pernah menggarap trilogi Mass Effect—seperti Mike Gamble, Preston Watamaniuk, Derek Watts, dan Parrish Ley—telah ditunjuk untuk memimpin pengembangan gim ini.

Namun, di balik optimisme tersebut, tersiar kabar bahwa beberapa staf yang sebelumnya terlibat dalam pengembangan Dragon Age telah meninggalkan Bioware.

Daftar Staf Dragon Age yang Hengkang dari Bioware

Kabar hengkangnya para staf ini pertama kali diketahui dari unggahan mereka sendiri di media sosial Bluesky. Setidaknya, ada lima orang yang kini mencari pekerjaan baru di industri gim setelah meninggalkan Bioware.

Berikut beberapa nama staf yang dikonfirmasi telah keluar:

  • Karin Weekes – Editor Dragon Age
  • Trick Weekes – Narrative Designer & Lead Writer Dragon Age: The Veilguard
  • Ryan Cormier – Editor Bioware
  • Jen Cheverie – Producer Bioware
  • Michelle Flamm – Senior Systems Designer Bioware

Sebelumnya, pada 18 Januari 2025, Corrine Busche, yang menjabat sebagai Director Dragon Age: The Veilguard, juga telah lebih dulu meninggalkan Bioware.

Dengan banyaknya staf yang hengkang, spekulasi mulai bermunculan mengenai arah baru yang diambil oleh Bioware. Apakah ini hanya bagian dari restrukturisasi internal atau tanda adanya perubahan besar dalam strategi pengembangan gim mereka?

Bioware Pastikan Komitmen ke Mass Effect Baru

Terlepas dari keluarnya beberapa staf, Bioware menegaskan bahwa mereka tetap berkomitmen untuk menghadirkan pengalaman terbaik bagi para penggemar Mass Effect. Dengan keterlibatan sejumlah pemimpin veteran dari trilogi klasiknya, proyek ini diharapkan mampu mengembalikan kejayaan Mass Effect di industri gim.

Sementara itu, nasib Dragon Age ke depan masih menjadi tanda tanya. Dengan rampungnya The Veilguard, banyak yang penasaran apakah Bioware akan tetap memberikan perhatian besar pada waralaba ini atau sepenuhnya beralih ke Mass Effect sebagai prioritas utama mereka.

Bagaimana menurut kalian? Apakah perubahan di Bioware ini akan berdampak positif bagi masa depan gim-gim mereka? Mari nantikan perkembangan selanjutnya!

Loot Box di WWE 2K25 Bikin Heboh, Developer Siap Lakukan Perbaikan

Jakarta – Setelah mendapatkan banyak kritik dari komunitas gamer terkait mekanisme microtransaction dan loot box di WWE 2K24, 2K Games mengumumkan rencana untuk memperbaiki sistem tersebut dalam perilisan WWE 2K25 yang akan datang pada tahun 2025. Perusahaan game terkemuka ini berjanji akan memperbaiki masalah yang dirasakan oleh para penggemar terkait outfit eksklusif yang hanya bisa didapatkan melalui Loot Box, promo khusus, atau pembelian action figure.

Salah satu masalah utama yang dikeluhkan oleh para pemain adalah harga tinggi untuk base game, ditambah dengan biaya tambahan yang harus dikeluarkan untuk membeli Persona Card dengan outfit eksklusif. Hal ini semakin diperburuk oleh fakta bahwa beberapa kostum hanya tersedia jika pemain membeli produk fisik, seperti action figure tertentu, yang membuat banyak pemain merasa terbebani setelah mengeluarkan uang untuk membeli versi Anniversary Edition yang mahal.

Persona Card yang dijual dalam game memiliki mekanisme yang mirip dengan sistem microtransaction lainnya, seperti Ultimate Team di EA Sports FC atau MyTeam di NBA 2K. Namun, sistem ini tidak hanya menawarkan nilai keseluruhan yang lebih tinggi, tetapi juga membuka akses ke outfit eksklusif yang hanya bisa diperoleh dengan cara tertentu.

Beberapa dari outfit ini bahkan memungkinkan pemain untuk membawa kembali penampilan legendaris para pegulat, seperti John Cena pada tahun 2005 atau The Undertaker di tahun 1990. Namun, ada juga beberapa outfit yang memberikan kesan seperti action figure yang dirancang oleh Hasbro, yang dinilai tidak sesuai dengan ekspektasi para penggemar setia WWE.

Menanggapi keluhan tersebut, Lynell Jinks, Creative Director 2K Games, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mendengar suara para pemain dan berkomitmen untuk memperbaiki pengalaman mereka dalam WWE 2K25. “Kami menyadari bahwa ini adalah isu yang sangat penting. Kami akan mempertimbangkan untuk memberikan bundle eksklusif untuk Persona Cards dengan outfit unik, atau mungkin melengkapi seluruh outfit eksklusif dalam edisi Anniversary,” ujarnya.

Lebih lanjut, Jinks menambahkan bahwa timnya kini berfokus pada penciptaan pengalaman yang lebih memuaskan bagi pemain, di mana mereka tidak lagi merasa kesulitan untuk membuka akses ke konten yang telah dijanjikan, tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan yang memberatkan.

Dengan janji ini, para penggemar WWE berharap bahwa WWE 2K25 akan lebih menghargai pemain dan memberikan pengalaman yang lebih adil serta menyenangkan, tanpa terjebak dalam mekanisme microtransaction yang merugikan.

Menelusuri Kemungkinan Mitologi Mesir dalam Game God of War Berikutnya

Franchise God of War yang dikembangkan oleh Santa Monica Studio telah dikenal luas di dunia game, dengan seri terbarunya, Ragnarok, meninggalkan banyak tanda tanya tentang kelanjutan kisah Kratos. Akhir dari game tersebut memberikan petunjuk tentang potensi cerita baru di masa depan. Kesuksesan besar yang diraih sejak reboot pada tahun 2018 membuat banyak penggemar semakin menantikan game selanjutnya.

Meskipun belum ada konfirmasi resmi dari Sony dan Santa Monica Studio mengenai proyek baru dalam seri ini, sebuah rumor menarik baru-baru ini beredar yang mengarah pada tema mitologi yang belum pernah dijelajahi sebelumnya dalam God of War: Mitologi Mesir.

Rumor tentang Mitologi Mesir sebagai Tema Game Selanjutnya

Sumber rumor ini berasal dari akun Twitter @zvis_ceral, yang mengklaim mendapatkan informasi dari Daniel “DanielRPK” Richtman, seorang insider industri game terkenal. Menurut klaim tersebut, Sony dikabarkan sedang mencari aktor Timur Tengah untuk proyek game AAA misterius yang banyak diperkirakan sebagai game God of War yang akan mengangkat tema mitologi Mesir.

Jika rumor ini benar, Kratos kemungkinan akan berhadapan dengan dewa-dewa legendaris dari mitologi Mesir, seperti Amun-Ra, Osiris, Horus, dan Anubis. Jika tema ini benar-benar diimplementasikan, penggemar setia God of War bisa mendapatkan pengalaman baru yang mendebarkan, menghadapi kekuatan supernatural dari dunia Mesir kuno.

Mitologi Mesir Sebelumnya Pernah Dipertimbangkan

Uniknya, ini bukan pertama kalinya mitologi Mesir dibahas dalam konteks God of War. Dalam sebuah dokumenter tentang pembuatan God of War (2018), Cory Barlog, Creative Director Santa Monica Studio, mengungkapkan bahwa mereka sebelumnya sempat mempertimbangkan mitologi Mesir sebagai latar utama. Namun, setelah berbagai pertimbangan, mereka memilih mitologi Nordik, yang lebih dekat dengan tema game sebelumnya.

Keputusan ini ternyata sukses besar, karena game tersebut berhasil menciptakan cerita yang mendalam dan karakter-karakter ikonik dari dunia Nordik. Meski mitologi Mesir tidak dipilih pada 2018, fakta bahwa tema ini pernah dipertimbangkan membuka kemungkinan besar bagi eksplorasi lebih lanjut di masa depan.

Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya dalam God of War?

Rumor mengenai game baru ini semakin kuat setelah pembatalan proyek game live-service yang sedang dikembangkan oleh Bluepoint Games, yang telah berjalan dua tahun sebelum akhirnya dibatalkan. Meskipun begitu, ada kabar baik berupa adaptasi serial TV dari God of War yang sedang dalam proses produksi dan dijadwalkan tayang di Amazon Prime Video.

Hingga saat ini, belum ada pengumuman resmi mengenai siapa yang akan memerankan Kratos dalam serial TV tersebut atau cerita mana yang akan diadaptasi. Namun, dengan adaptasi TV yang semakin dekat, penggemar memiliki banyak alasan untuk terus menantikan masa depan God of War, baik dalam bentuk game maupun tayangan.

Dengan kesuksesan berkelanjutan dari God of War, hanya waktu yang akan menjawab apakah mitologi Mesir akan menjadi latar belakang petualangan Kratos selanjutnya. Jika rumor ini terbukti benar, pertempuran Kratos melawan dewa-dewa Mesir bisa menjadi salah satu babak paling epik dalam sejarah franchise ini.

Mengeksplorasi Dunia Mitologi Mesir dalam God of War Terbaru

Franchise God of War yang dikembangkan oleh Santa Monica Studio sudah dikenal luas di kalangan para gamer, dengan seri terbaru, Ragnarok, yang meninggalkan banyak tanda tanya mengenai kelanjutan cerita Kratos. Akhir dari game tersebut membuka pintu kemungkinan besar untuk cerita baru di masa depan. Mengingat kesuksesan besar yang diraih seri ini sejak reboot-nya pada 2018, wajar jika para penggemar semakin penasaran dengan game selanjutnya.

Meskipun Sony dan Santa Monica Studio belum memberikan konfirmasi resmi tentang proyek game baru dalam seri ini, sebuah rumor mengejutkan baru saja muncul, mengarah pada tema mitologi yang belum pernah dihadirkan sebelumnya dalam game God of War: Mitologi Mesir.

Rumor Menyebutkan Mitologi Mesir sebagai Tema Game Selanjutnya

Sumber rumor ini berasal dari sebuah akun Twitter bernama @zvis_ceral, yang mengklaim memperoleh informasi dari Daniel “DanielRPK” Richtman, seorang insider industri game yang terkenal. Dalam klaimnya, Sony dilaporkan sedang aktif mencari aktor Timur Tengah untuk proyek game AAA misterius, yang dipercaya oleh banyak pihak sebagai game God of War yang akan mengusung tema mitologi Mesir.

Jika rumor ini benar, Kratos, sang protagonis, kemungkinan besar akan menghadapi para dewa-dewa legendaris dari mitologi Mesir seperti Amun-Ra, Osiris, Horus, dan Anubis. Tentu saja, jika tema ini diterima, para penggemar setia God of War akan disuguhkan pengalaman baru yang menarik dan penuh tantangan dalam menghadapi kekuatan supernatural dari dunia Mesir kuno.

Mitologi Mesir Pernah Jadi Pilihan, Namun Terabaikan

Menariknya, ini bukan pertama kalinya mitologi Mesir dibahas dalam konteks God of War. Dalam sebuah dokumenter tentang pembuatan game God of War (2018), Cory Barlog, Creative Director Santa Monica Studio, mengungkapkan bahwa sebelumnya mereka sempat mempertimbangkan mitologi Mesir sebagai latar utama cerita. Namun, setelah berbagai pertimbangan, mereka akhirnya memilih mitologi Nordik yang dikenal lebih dekat dengan tema game sebelumnya.

Keputusan ini ternyata memberikan dampak besar, dengan keberhasilan game tersebut menciptakan kisah yang mendalam dan karakter-karakter ikonik dari dunia Nordik. Namun, meskipun tema Mesir tidak dipilih di 2018, fakta bahwa hal tersebut pernah dibahas membuka kemungkinan besar untuk eksplorasi mitologi Mesir di seri selanjutnya.

Masa Depan God of War: Apa yang Akan Datang?

Rumor tentang game baru ini semakin menggema setelah Sony membatalkan proyek game live-service yang sebelumnya sedang dikembangkan oleh Bluepoint Games. Proyek ini sudah berjalan selama dua tahun sebelum akhirnya dibatalkan, yang menyebabkan kegagalan proyek live-service Concord. Meskipun demikian, ada kabar baik yang datang dari serial TV adaptasi game God of War, yang saat ini sedang dalam pengerjaan dan dijadwalkan tayang di Amazon Prime Video.

Hingga saat ini, belum ada konfirmasi lebih lanjut mengenai siapa yang akan memerankan Kratos dalam serial TV tersebut, ataupun cerita mana yang akan diadaptasi. Namun, dengan adaptasi TV yang semakin dekat, para penggemar memiliki banyak alasan untuk tetap bersemangat menyambut masa depan God of War, baik dalam bentuk game maupun film.

Dengan keberhasilan God of War yang terus berlanjut, hanya waktu yang akan memberitahukan apakah mitologi Mesir akan benar-benar menjadi latar belakang dari petualangan Kratos selanjutnya. Namun, jika rumor ini terbukti benar, maka perjalanan Kratos melawan dewa-dewa Mesir dapat menjadi salah satu chapter paling epik dalam sejarah franchise ini.