Tag Archives: Multiplayer Games

https://miaritz.com

Orang Tua Cemas? CEO Roblox Sarankan Anak Dikeluarkan dari Game

Roblox telah menjadi salah satu platform game terbesar di dunia, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Namun, dengan popularitasnya yang terus meningkat, muncul juga berbagai kekhawatiran mengenai keamanan anak-anak di dunia daring.

Dalam sebuah wawancara dengan BBC, CEO sekaligus salah satu pendiri Roblox, Dave Baszucki, memberikan tanggapannya terkait kekhawatiran orang tua terhadap game ini. Menurutnya, jika orang tua merasa tidak nyaman atau ragu dengan platform ini, maka sebaiknya anak-anak mereka tidak diizinkan bermain.

1. Kontrol Orang Tua Dapat Dimanfaatkan

Baszucki menegaskan bahwa Roblox telah menyediakan berbagai alat kontrol orang tua untuk membantu membatasi akses anak-anak terhadap konten yang tidak sesuai. Ia mengimbau agar para orang tua memanfaatkan fitur tersebut demi memastikan pengalaman bermain yang lebih aman.

Namun, ia juga mengakui bahwa mengasuh anak di era digital bukanlah hal yang mudah. Orang tua mungkin tidak bisa memantau anak-anak mereka setiap saat, bahkan dengan semua kontrol yang sudah diatur.

“Kita semua tahu bahwa sebaik apapun niat kita, hidup terkadang bisa menghalangi,” ujar Baszucki.

Pernyataannya ini mencerminkan realitas bahwa meskipun fitur pengawasan telah tersedia, tantangan terbesar tetap ada pada bagaimana orang tua menggunakannya secara efektif.

2. Investigasi BBC: Konten yang Direkomendasikan untuk Anak-anak

Dalam sesi wawancara tersebut, BBC turut mengungkapkan perhatian terhadap jenis konten yang disarankan untuk akun Roblox milik seorang anak berusia 11 tahun yang fiktif.

  • “Late Night Boys And Girls Club RP”
  • “Special Forces Simulator”
  • “Squid Game”

Meski populer, beberapa game tersebut memiliki konten kekerasan atau tidak sesuai untuk anak-anak, terutama Squid Game yang terkenal dengan adegan-adegan brutalnya.

Isu ini menambah panjang daftar kritik terhadap kurangnya filterisasi konten di Roblox, meskipun perusahaan mengklaim telah meningkatkan pengawasan mereka.

3. Sejarah Kontroversi dan Upaya Perbaikan

Bukan kali ini saja Roblox mendapat sorotan tajam terkait keamanan anak-anak. Sebelumnya, berbagai investigasi telah menemukan kurangnya pengawasan terhadap konten dan interaksi dalam game, yang memungkinkan anak-anak terekspos pada konten tidak pantas dan potensi ancaman dari pelaku kejahatan daring.

Sebagai tanggapan, pihak Roblox terus berusaha untuk meningkatkan sistem keamanan, memperbaiki algoritma rekomendasi, serta membatasi akses ke game yang tidak sesuai untuk anak-anak. Namun, masalah ini tetap menjadi tantangan besar, terutama karena sifat internet yang terus berkembang.

4. Dunia Daring: Seaman Apa untuk Anak-anak?

Internet adalah ruang tanpa batas, di mana informasi dan interaksi dapat terjadi secara luas dan tidak selalu terkontrol. Seperti halnya di TikTok, di mana pengguna sering mengakali sistem sensor dengan mengganti kata-kata sensitif (misalnya, “killed” menjadi “unalived”), hal serupa juga dapat terjadi di Roblox.

Kasus ini menunjukkan bahwa meskipun ada peraturan dan fitur keamanan, selalu ada celah yang bisa dimanfaatkan, baik oleh anak-anak yang ingin bermain di luar batas yang diperbolehkan, maupun oleh individu dengan niat buruk.

5. Kesimpulan: Peran Orang Tua Masih Sangat Penting

Seiring dengan perkembangan teknologi, semakin banyak platform yang mengklaim ramah anak, tetapi tantangan dan risiko tetap ada. Pengalaman dari game daring seperti Club Penguin di masa lalu menunjukkan bahwa semakin banyak perubahan terjadi, masalah keamanan daring tetap menjadi perhatian utama.

CEO Roblox telah memberikan pandangannya—jika merasa tidak yakin, lebih baik jangan izinkan anak bermain. Namun, pada akhirnya, keputusan dan pengawasan tetap berada di tangan orang tua. Mengandalkan fitur keamanan saja tidak cukup, diskusi terbuka dan keterlibatan aktif dalam aktivitas anak-anak di dunia digital menjadi langkah terbaik untuk memastikan mereka tetap aman saat bermain online.

Mode Zombie Call of Duty 2025 Dibocorkan, Fans Semakin Penasaran!

Call of Duty selalu berhasil menarik perhatian para penggemarnya dengan memperkenalkan berbagai mode, peta, dan misi campaign yang selalu segar di setiap rilis terbarunya. Salah satu mode yang paling dinantikan oleh banyak pemain adalah mode Zombies, yang telah menjadi elemen ikonik dalam franchise ini, terutama sejak diperkenalkan oleh Treyarch pada Call of Duty: World at War. Dulu hanya sebuah bonus kecil, kini mode Zombies telah menjadi alasan utama bagi banyak orang untuk membeli game Call of Duty, terutama setelah perubahan besar yang terjadi pada Black Ops 6 tahun lalu.

Bocoran Terbaru dari Call of Duty 2025

Menurut bocoran terbaru dari insider Tom Henderson, yang disampaikan melalui Insider Gaming, Treyarch sedang sibuk mengerjakan sejumlah peta Zombies berbasis ronde untuk Call of Duty 2025. Henderson mengungkapkan bahwa Treyarch masih akan terlibat dalam pengembangan game ini, yang akan menjadi lanjutan dari proyek Black Ops yang mereka garap sebelumnya.

Informasi yang beredar menyebutkan bahwa Treyarch sedang mencari lokasi-lokasi unik sebagai latar cerita mode Zombies kali ini. Beberapa tempat yang tengah dirumorkan sebagai setting di antaranya Jepang, New York, dan bahkan sebuah stasiun luar angkasa yang terhubung dengan Dark Aether. Semua lokasi ini menawarkan atmosfer yang berbeda dan bisa memberikan pengalaman bermain yang sangat menarik bagi para penggemar Zombies.

Peta Baru dan Kembalinya Tranzit

Kabarnya, Call of Duty 2025 juga akan menghadirkan enam peta Zombies berbasis mode yang diharapkan bisa menggugah minat pemain. Selain itu, salah satu peta ikonik dari Black Ops 2, Tranzit, akan hadir kembali dalam versi baru. Peta ini sempat menjadi bahan perdebatan di kalangan pemain pada masa rilisnya, namun kini justru banyak yang menantikan kembalinya Tranzit dengan pembaruan yang lebih segar.

Meski begitu, belum banyak yang diketahui mengenai fitur baru yang akan hadir dalam mode Zombies di Call of Duty 2025. Namun, yang pasti adalah bahwa cerita mode Zombies yang sudah terkenal dengan alur yang penuh misteri dan twist, akan terus berkembang dan membawa pemain ke dalam petualangan yang lebih seru dan menegangkan.

Peringatan untuk Para Penggemar

Namun, seperti yang sering diingatkan oleh para penggemar game, sebaiknya informasi yang beredar dari bocoran seperti ini diambil dengan hati-hati. Terkadang, informasi yang belum resmi dapat berubah sebelum rilis game secara resmi. Oleh karena itu, selalu pastikan untuk menantikan informasi terbaru yang akan diumumkan oleh pengembang.

Dengan segala pembaruan yang direncanakan, Call of Duty 2025 tampaknya akan kembali memberikan pengalaman bermain yang tak terlupakan bagi para penggemar, terutama bagi mereka yang telah setia menantikan mode Zombies yang seru dan penuh tantangan. Terus ikuti perkembangan kabar terbaru hanya di Gamebrott, karena masih banyak informasi menarik yang akan dibagikan seiring dengan mendekatnya peluncuran resmi.

Spekulasi Bangboo Baru di Zenless Zone Zero 1.7 Makin Kuat!

HoYoverse terus menghadirkan pembaruan menarik untuk Zenless Zone Zero. Saat ini, game tersebut telah memasuki versi 1.5, memperkenalkan dua Agent baru, yaitu Astra Yao dan Evelyn. Setiap patch selalu membawa konten segar, tetapi tak jarang juga muncul berbagai bocoran dari para leaker yang mengungkap informasi lebih awal.

Salah satu rumor terbaru yang beredar menyebutkan bahwa Bangboo baru akan hadir di versi 1.7. Kabar ini tentu menarik perhatian para pemain yang penasaran dengan karakter tambahan tersebut. Lantas, benarkah rumor ini?

Bocoran Kehadiran Bangboo Baru di Zenless Zone Zero

Informasi ini pertama kali diungkap oleh seorang leaker terpercaya, Mero, melalui forum Reddit (via Neo_Empire). Dalam postingannya, ia mengklaim bahwa dua Bangboo baru—bernama Overtimeboo dan Robin—akan menjadi bagian dari Zenless Zone Zero versi 1.7.

Bagi para pemain setia, Robin mungkin sudah tidak asing lagi. Bangboo ini sebelumnya dikaitkan dengan Mockingbird dan Hugo Vlad dari Dress-up Bangboo. Kabar ini semakin kuat setelah leaker lain, Donutleaker (via APerson567i), turut menyebutkan bahwa Robin akan masuk dalam kategori Bangboo Rank S, sementara Overtimeboo berada di Rank A.

Sebagai informasi, Bangboo merupakan mitra bertarung bagi para Agent di Zenless Zone Zero. Selain menjadi pendamping karakter utama, Bangboo juga dapat didandani, dimainkan dalam minigames, hingga ikut serta dalam pertempuran.

Penampilan Bangboo Baru: Overtimeboo dan Robin

Berdasarkan bocoran yang beredar, Robin akan tetap mempertahankan desainnya seperti di versi 1.5. Ia memiliki tampilan seperti seorang butler elegan, dengan salah satu mata berwarna berbeda menyerupai bunga.

Sementara itu, Overtimeboo tampil dengan gaya khas pekerja kantoran. Ia mengenakan kemeja putih, dilengkapi bantal leher, serta menggunakan komputer kantor yang panas sebagai senjata utamanya. Desainnya yang unik ini mencerminkan karakter pekerja yang kelelahan, mungkin sebagai bentuk sindiran terhadap kehidupan kerja di dunia nyata.

Kapan Bangboo Baru Dirilis?

Berdasarkan informasi yang beredar, Zenless Zone Zero versi 1.7 diperkirakan akan rilis pada akhir April 2025, bersamaan dengan kehadiran Hugo Vlad. Namun, perlu diingat bahwa bocoran ini belum dikonfirmasi secara resmi oleh HoYoverse, sehingga detailnya masih bisa berubah kapan saja.

Untuk saat ini, para pemain bisa tetap menikmati Zenless Zone Zero versi 1.5, yang sudah tersedia di platform konsol, mobile, dan PC. Mari nantikan informasi resmi selanjutnya dari HoYoverse mengenai pembaruan patch yang akan datang!

Mengupas Sejarah Game FPS, Genre yang Kian Populer

Game First-Person Shooter (FPS) telah menjadi salah satu genre yang paling digemari di dunia, baik di platform desktop maupun smartphone. Popularitasnya semakin meningkat berkat banyaknya pilihan game FPS yang menghadirkan gameplay seru dan kompetitif. Keunggulan lain dari game FPS adalah kemampuannya untuk dimainkan secara online, memungkinkan para pemain berinteraksi dan bertanding dengan orang lain dari berbagai penjuru dunia.

Beberapa judul besar seperti Counter-Strike, Call of Duty Mobile, Apex Legends, hingga Valorant menjadi bukti bagaimana game FPS terus berkembang dan mempertahankan penggemarnya. Namun, tahukah kamu bagaimana sejarah panjang game FPS hingga bisa mencapai popularitasnya saat ini? Berikut ulasan lengkap mengenai evolusi game FPS dari masa ke masa.

Awal Mula Game FPS: Kemunculan di Era 1970-an

Game First-Person Shooter merupakan sub-genre dari action game yang berfokus pada penggunaan senjata api atau senjata ranged dengan sudut pandang orang pertama. Artinya, pemain akan melihat dunia dalam game seolah-olah melalui mata karakter yang mereka kendalikan, memberikan pengalaman bermain yang lebih imersif.

Berbeda dengan Third-Person Shooter (TPS) yang menampilkan karakter secara utuh dari sudut pandang orang ketiga, game FPS benar-benar menempatkan pemain di dalam dunia permainan. Sejarah game FPS sendiri dimulai lebih dari 50 tahun lalu, tepatnya pada tahun 1973, dengan munculnya Maze War.

Game ini dikembangkan oleh seorang siswa SMA yang sedang menjalani program magang di NASA Ames Research Center. Meskipun secara tampilan sederhana dan lebih mirip screensaver di sistem operasi Windows lama, Maze War telah memperkenalkan konsep permainan di mana pemain bergerak dalam labirin dan menembak musuh berbentuk bola mata. Sayangnya, game ini tidak dikomersialkan secara luas dan hanya sebatas proyek konsep, tetapi tetap dikenang sebagai salah satu pionir dalam sejarah game FPS.

Era 1980-an: Game FPS Mulai Dikenal Lewat Mesin Arcade

Memasuki dekade 1980-an, game FPS mulai berkembang dengan hadirnya Battlezone, game besutan Atari yang menjadi FPS pertama yang dipasarkan secara luas. Dalam permainan ini, pemain mengendalikan tank dengan tujuan menghancurkan tank musuh sambil menghindari serangan misil.

Dibandingkan pendahulunya, Battlezone menawarkan pengalaman bermain yang lebih mulus dengan fitur rotasi kamera yang lebih baik. Selain itu, muncul pula game lain seperti Wizard of Wor dari Midway, yang turut meramaikan pasar game FPS pada masa itu.

Yang membuat game FPS semakin dikenal luas adalah popularitasnya di mesin arcade, tempat para pemain bisa menikmati game dengan memasukkan koin. Hal ini membuat genre ini semakin berkembang dan menarik perhatian lebih banyak orang.

Era 1990-an: Revolusi Game FPS dengan Teknologi Modern

Tahun 1990-an menjadi era emas bagi game FPS dengan kemunculan sejumlah judul legendaris yang mendefinisikan genre ini hingga sekarang. Salah satu yang paling berpengaruh adalah DOOM, game besutan id Software yang dirilis pada tahun 1993.

DOOM tidak hanya menawarkan pertempuran seru, tetapi juga menghadirkan mode multiplayer, membuatnya semakin digemari oleh pemain di seluruh dunia. Bahkan, popularitas DOOM begitu besar hingga memunculkan istilah “DOOM Addiction”, yang menggambarkan betapa banyak orang yang kecanduan memainkannya, termasuk di lingkungan kantor dan kampus.

Selain DOOM, beberapa game FPS lain yang lahir di era ini adalah Wolfenstein 3D dan Quake, yang menjadi fondasi bagi game-game FPS modern. Di penghujung dekade 90-an, tepatnya pada tahun 1998, game FPS semakin matang dengan hadirnya Half-Life, yang dikembangkan oleh Valve.

Half-Life membawa elemen narasi yang lebih dalam ke dalam game FPS, mengubah cara pemain menikmati genre ini. Selain itu, pada era yang sama, lahir pula Tom Clancy’s Rainbow Six, yang kemudian menginspirasi lahirnya game legendaris lainnya, yaitu Counter-Strike.

Awalnya, Counter-Strike hanya merupakan mod dari Rainbow Six yang dikembangkan oleh Minh “Gooseman” Le dan Jess Cliffe. Meski tidak menghadirkan inovasi besar dalam mekanisme permainannya, pengaruh Counter-Strike sangat besar dalam membentuk budaya game FPS, terutama di kalangan pemain di Indonesia.

Era 2010 ke Atas: Dominasi Game FPS di Industri Game Modern

Memasuki era 2010-an, game FPS terus mengalami inovasi besar-besaran. Para pengembang mulai memperkenalkan konsep-konsep baru agar genre ini tidak terasa monoton. Salah satu contohnya adalah penggabungan elemen FPS dengan game rhythm, seperti dalam BPM: Bullets Per Minute dan Metal: Hellsinger.

Tidak hanya itu, genre FPS juga menjadi bagian penting dalam e-sports, dengan berbagai turnamen besar yang mempertemukan para pemain profesional dari seluruh dunia. Beberapa game FPS yang menjadi andalan dalam e-sports antara lain:

  • Apex Legends
  • Overwatch
  • Valorant
  • Rainbow Six: Siege
  • Counter-Strike: Global Offensive (CS:GO)

Game-game ini terus mendapatkan pembaruan dan konten baru selama masih diminati oleh pasar, menjadikannya sebagai salah satu genre paling berkelanjutan di industri game.

Selain game FPS kompetitif, ada juga game FPS yang menawarkan pengalaman naratif yang mendalam. Beberapa judul terkenal dalam kategori ini antara lain:

  • Call of Duty
  • Battlefield
  • Borderlands
  • Far Cry
  • Titanfall
  • Metro Exodus
  • Halo

Keberagaman tema dan konsep dalam game FPS membuktikan bahwa genre ini terus berevolusi dan mampu menarik berbagai jenis pemain.

Kesimpulan

Dari kemunculannya lebih dari 50 tahun lalu hingga era modern, game FPS telah mengalami perkembangan luar biasa. Teknologi yang semakin canggih memungkinkan game-game ini dimainkan secara online di berbagai perangkat, mulai dari PC hingga smartphone.

Bagi para penggemar game FPS, memiliki perangkat gaming yang mumpuni sangat penting agar bisa menikmati pengalaman bermain yang optimal. Jika kamu sedang mencari smartphone atau laptop untuk bermain game FPS favoritmu, kamu bisa menemukannya dengan mudah di Eraspace.

Di sana, tersedia berbagai pilihan perangkat gaming dari merek ternama yang bisa disesuaikan dengan kebutuhanmu. Kamu bisa mengaksesnya melalui website resmi Eraspace atau mengunduh aplikasi Eraspace di perangkatmu.

Jadi, tunggu apa lagi? Temukan perangkat gaming terbaikmu di Eraspace sekarang juga dan nikmati pengalaman bermain game FPS tanpa hambatan!

Ragnarok Classic Hadirkan Fitur Baru, Hadiah Rp 40 Juta Menanti!

Untuk menghadirkan pengalaman bermain yang lebih seru dan penuh tantangan, Gravity Game Link, penerbit game asal Korea Selatan, kembali menghadirkan fitur legendaris dalam Ragnarok Classic, yakni War of Emperium.

Fitur ini memungkinkan para pemain untuk membentuk guild dan bertarung memperebutkan kastil demi memperkuat dominasi mereka di dunia Ragnarok. Tidak hanya sekadar pertempuran biasa, War of Emperium juga menjadi ajang adu strategi dan kekompakan antar-guild, di mana para pemimpin dapat menunjukkan keahlian mereka dalam memimpin tim menuju kemenangan.

War of Emperium: Pertempuran Guild yang Penuh Strategi

Co-President Gravity Game Link, Harry Choi, mengungkapkan bahwa pihaknya dengan bangga menghadirkan kembali War of Emperium dalam Ragnarok Classic, mengingat fitur ini telah menjadi favorit para pemain sejak dulu.

“Kami ingin mengajak semua pemain untuk merasakan kembali keseruan pertempuran guild yang penuh aksi dan strategi di Ragnarok Classic,” ujar Harry dalam keterangan resminya, Senin (17/2/2025).

Tak hanya memberikan pengalaman bertarung yang mendebarkan, ajang ini juga menawarkan hadiah menggiurkan bagi pemenang. Guild yang berhasil merebut kastil akan berkesempatan memenangkan total hadiah senilai Rp 40 juta, menjadikannya salah satu event yang paling dinantikan oleh komunitas Ragnarok di Indonesia.

Ragnarok Classic: Nostalgia dalam Balutan Fitur Modern

Setelah melewati fase Closed Beta Test pada akhir 2024, Ragnarok Classic kini resmi dirilis untuk mengajak para pemain bernostalgia dengan dunia Ragnarok yang klasik namun tetap relevan dengan perkembangan zaman. Sebagai interpretasi modern dari Ragnarok Online, game ini menghadirkan berbagai elemen ikonis yang telah melekat di hati para pemain lama, seperti sistem Job, Map, dan ribuan monster khas yang membangkitkan kenangan masa lalu.

Namun, untuk memberikan kenyamanan dan pengalaman bermain yang lebih baik, Ragnarok Classic juga telah dilengkapi dengan antarmuka dan fitur-fitur terbaru yang dirancang agar lebih mudah diakses oleh pemain lama maupun generasi baru.

Sistem Revo-Classic: Perpaduan Nostalgia dan Inovasi

Salah satu keunggulan Ragnarok Classic terletak pada penerapan sistem Revo-Classic, yang membedakannya dari versi sebelumnya. Sistem ini merupakan perpaduan antara mekanisme klasik dengan beberapa elemen pembaruan (renewal) yang telah disesuaikan agar tetap seimbang.

Melalui sistem ini, pemain dapat menikmati pengalaman bermain yang tetap mempertahankan esensi klasik Ragnarok, namun dengan berbagai peningkatan yang membuat gameplay lebih adil dan menyenangkan. Tak hanya membawa kembali nuansa Ragnarok di era kejayaannya, sistem ini juga memperkenalkan sejumlah penyesuaian yang membuat permainan semakin menarik, terutama bagi para penggemar lama yang ingin merasakan kembali atmosfer Ragnarok klasik dengan kenyamanan modern.

Untuk memastikan pengalaman bermain yang lebih lancar dan aman, Gravity Game Link juga telah menghadirkan berbagai fitur canggih, di antaranya:

  • Sistem Offline Vending, yang memungkinkan pemain melakukan transaksi jual beli tanpa harus selalu online.
  • Antarmuka pengguna terbaru, yang dirancang agar lebih responsif dan nyaman digunakan.
  • Sistem proteksi terkini, yang menjaga keamanan data pemain dan mencegah penyalahgunaan akun.

Selain itu, penyesuaian pada episode klasik, seperti pilihan Job, desain Map, dan formula Skill, turut dihadirkan untuk memperkuat unsur nostalgia yang banyak dirindukan oleh para pemain lama.

Dengan teknologi yang semakin berkembang, Ragnarok Classic tidak hanya mengajak pemain untuk mengenang masa lalu, tetapi juga memberikan pengalaman bermain yang lebih menyenangkan dan nyaman. Kini, para petualang dapat menjelajahi dunia Rune Midgard dengan lebih lancar, mengembangkan karakter mereka, serta menikmati kembali keseruan yang telah menjadi bagian dari sejarah game MMORPG legendaris ini.

Kesimpulan

Kembalinya War of Emperium dalam Ragnarok Classic menjadi angin segar bagi para pemain yang telah lama merindukan pertempuran guild yang penuh strategi. Dengan hadiah besar yang ditawarkan serta kombinasi elemen klasik dan modern, Ragnarok Classic siap membawa pengalaman bermain yang lebih seru dan kompetitif bagi komunitasnya di Indonesia.

Apakah guild milikmu siap untuk menjadi penguasa kastil di War of Emperium kali ini? 💥🎮

Karyawan Diberhentikan, Apa yang Terjadi pada Developer Marvel Rivals?

Marvel Rivals, game besutan NetEase yang sedang naik daun, telah mencatatkan kesuksesan besar dengan jumlah pemain aktif yang tinggi dan keuntungan yang menggiurkan. Namun, di balik keberhasilan tersebut, muncul kabar mengejutkan bahwa sejumlah staf pengembang game ini justru terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Kabar ini sontak menimbulkan tanda tanya besar di kalangan penggemar. Bagaimana mungkin sebuah game yang tengah berjaya justru mengalami pengurangan staf?

Game Director Marvel Rivals Dilepas dari Studio

Berdasarkan informasi yang diunggah melalui LinkedIn oleh Game Director NetEase Games, Thaddeus Sasser, ia mengonfirmasi bahwa dirinya telah resmi keluar dari studio, meskipun Marvel Rivals baru saja mencetak kesuksesan besar dalam dua bulan sejak peluncurannya.

“Industri ini memang aneh. Saya dan tim yang menciptakan Marvel Rivals—franchise baru yang sukses besar untuk NetEase—kini telah mengalami PHK,” ungkap Sasser dalam pernyataannya.

Dalam profil pribadinya, ia menjelaskan bahwa dirinya telah bergabung dengan NetEase Games sejak Januari 2023 dan bekerja di tim riset serta pengembangan. Tim ini bertanggung jawab dalam eksplorasi konsep baru untuk desain level, mekanik gameplay, hingga inovasi lainnya yang bisa diterapkan dalam game.

Sasser dan anggota tim yang terdampak PHK berbasis di kantor NetEase Seattle. Mereka telah berkontribusi dalam strategi desain serta pengembangan selama beberapa tahun terakhir. Ia pun menyebut pengalamannya di sana sebagai sebuah perjalanan yang luar biasa.

Mengapa Karyawan Marvel Rivals Kena PHK?

Keputusan PHK terhadap tim Marvel Rivals tentu menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan komunitas gaming. Banyak yang mempertanyakan bagaimana sebuah game yang sukses tidak bisa menjamin keamanan kerja bagi para pengembangnya.

Namun, analis industri video game Daniel Ahmad, melalui akun Twitter/X, memberikan sedikit penjelasan terkait pemangkasan karyawan ini.

“Perlu dicatat bahwa PHK ini hanya berdampak pada tim yang berbasis di Amerika Serikat, bukan pada tim pengembangan utama yang berada di China. Ini merupakan bagian dari evaluasi ulang investasi NetEase terhadap studio-studio di luar negeri,” jelas Ahmad.

Lebih lanjut, menurut informasi dari Nick Calandra—anggota tim Second Wind—total ada enam orang yang terkena dampak PHK ini. Bahkan, kabarnya seluruh divisi Marvel Rivals yang berbasis di Amerika Utara mengalami pembubaran.

Sejauh ini, NetEase belum memberikan pernyataan resmi terkait keputusan PHK tersebut. Kemungkinan besar, alasan di balik langkah ini akan terungkap dalam laporan finansial perusahaan yang akan datang.

Meski kabar ini mengecewakan, Marvel Rivals masih tetap menjadi salah satu game yang paling dinantikan perkembangannya. Apakah PHK ini akan berdampak pada masa depan game ini? Kita tunggu saja kabar selanjutnya.

Kenapa Sekuel Order: 1886 Dibatalkan? Inilah Penjelasan Co-Founder Ready At Dawn

Dalam dunia video game, ada beberapa judul yang tidak mendapatkan pengakuan selayaknya meskipun memiliki potensi luar biasa. Salah satu contoh yang sering dibicarakan adalah The Order: 1886. Game ini dirancang dengan nuansa steampunk yang khas dan gaya gameplay yang mengingatkan pada Dishonored, menjadikannya salah satu pengalaman eksklusif yang hanya bisa dinikmati di PlayStation 4 dan PlayStation 5.

Dirilis pada tahun 2015 oleh Ready At Dawn, The Order: 1886 sebenarnya merupakan game dengan kualitas visual luar biasa pada masanya. Detail dunia yang kaya dan atmosfer yang kuat menjadikannya sebagai sebuah mahakarya dalam aspek presentasi. Namun, terlepas dari awal yang menjanjikan, game ini tidak pernah mendapatkan sekuel—sebuah nasib yang tidak semua game eksklusif PlayStation alami.

Mengapa The Order: 1886 Tidak Mendapat Sekuel?

Banyak yang mengira bahwa keputusan Sony untuk tidak melanjutkan The Order: 1886 didasarkan pada penjualan yang kurang memuaskan. Namun, Andrea Pessino, co-founder Ready At Dawn, memiliki pandangan berbeda. Menurutnya, bukan masalah penjualan yang menjadi penghambat, melainkan penerimaan kritik yang kurang baik dari media dan komunitas gamer.

“Saya tidak berpikir ini masalah angka penjualan,” ujar Pessino. “Saya rasa masalah utamanya adalah penerimaan kritis yang kurang baik. Sony adalah perusahaan yang sangat bangga dengan portofolionya, dan jika saja skor ulasan kami sedikit lebih tinggi, misalnya mencapai kisaran 70-an, saya yakin sekuelnya akan ada.”

Salah satu faktor utama yang membuat game ini kurang diterima adalah keputusan untuk memangkas banyak elemen penting dalam cerita dan gameplay. “Begitu banyak yang dipotong dari game ini,” lanjutnya. “Ada banyak bagian naratif yang lebih mendalam yang harusnya bisa memperkaya pengalaman, tetapi akhirnya dihapus. Hal-hal yang seharusnya menjadi interaktif malah berubah menjadi cutscene. Sejujurnya, kami membutuhkan waktu setahun lagi untuk menyempurnakan game ini, tetapi kami tidak mendapatkannya.”

Game yang Layak Mendapat Kesempatan Kedua

Terlepas dari semua kritik yang diterima, banyak pemain yang tetap menganggap The Order: 1886 sebagai salah satu game underrated di PlayStation. Bahkan, dengan harga fisiknya yang kini relatif murah, game ini tetap menawarkan pengalaman yang menarik bagi mereka yang ingin mencoba sesuatu yang berbeda dari game eksklusif PlayStation lainnya.

Dengan berkembangnya industri game dan adanya minat dari penggemar yang masih berharap akan kelanjutan cerita, mungkinkah suatu hari The Order: 1886 mendapatkan kesempatan kedua? Atau game ini akan tetap menjadi hidden gem yang hanya dikenang oleh para penggemar setianya?

Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu pernah memainkan The Order: 1886 saat perilisannya? Jika iya, apakah menurutmu game ini layak mendapatkan sekuel?

Kontroversi Penjualan Barang Digital: Roblox Gugat PlayerAuctions di Pengadilan

Industri game kembali diguncang oleh konflik hukum antara Roblox Corporation dan PlayerAuctions, sebuah platform pihak ketiga yang memperdagangkan aset digital dari berbagai permainan. Roblox Corp. baru saja mengajukan gugatan hukum terhadap PlayerAuctions, menuduh situs tersebut telah melanggar hak merek dagang, mengganggu ekonomi virtual, serta merusak hubungan kontrak dengan pemain.

Gugatan ini bertujuan untuk menghentikan perdagangan Robux (mata uang virtual Roblox) dan item dalam game yang dilakukan di platform tersebut. Roblox Corp. juga mengklaim bahwa tindakan PlayerAuctions menurunkan nilai ekonomi virtual yang telah mereka bangun dan memberikan dampak negatif bagi komunitas pemain.

PlayerAuctions dan Perdagangan Barang Virtual

PlayerAuctions dikenal sebagai marketplace yang memungkinkan pemain membeli dan menjual berbagai aset digital, termasuk mata uang dalam game, akun premium, serta item langka. Meskipun platform ini telah beroperasi selama bertahun-tahun, keberadaannya sering dikaitkan dengan transaksi ilegal dan risiko keamanan.

Roblox Corp. menegaskan bahwa perdagangan semacam ini melanggar kebijakan resmi mereka dan membuka celah bagi praktik penipuan, pencurian akun, serta eksploitasi ekonomi dalam game. Selain itu, perusahaan juga mengungkapkan bahwa 8-10% pemain yang mengajukan banding atas pemblokiran akun mereka terkait transaksi uang nyata menyebutkan PlayerAuctions sebagai perantara.

Ancaman bagi Keamanan Anak-anak

Sebagai platform yang didominasi oleh pemain muda, Roblox sangat sensitif terhadap isu keamanan anak-anak. Dengan adanya pasar pihak ketiga seperti PlayerAuctions, risiko anak-anak terlibat dalam penipuan, peretasan akun, serta pencurian informasi pribadi menjadi semakin besar.

Dalam gugatannya, Roblox Corp. menegaskan bahwa aktivitas yang dilakukan PlayerAuctions tidak hanya merusak ekosistem game, tetapi juga membahayakan pengguna muda yang menjadi target utama mereka. Oleh karena itu, Roblox tidak hanya meminta ganti rugi tetapi juga mengajukan permohonan injeksi hukum untuk melarang PlayerAuctions menggunakan merek dagang mereka selama proses persidangan berlangsung.

Kontroversi di Balik Gugatan: Reaksi Komunitas dan CEO yang Menghilang

Di tengah gugatan ini, kontroversi lain turut mencuat. CEO Stewart Chisam, yang baru saja ditunjuk sebagai pemimpin baru Roblox, secara tiba-tiba menghapus akun Twitter-nya sebelum mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan.

Keputusan tersebut menuai kritik tajam dari komunitas dan karyawan yang terdampak, terutama karena mereka sedang berada dalam masa pemberitahuan delapan minggu untuk mencari peluang baru di industri game. Langkah ini memunculkan pertanyaan tentang arah kebijakan perusahaan dan bagaimana Roblox akan menangani tantangan ekonomi virtual mereka di masa depan.

Dampak bagi Masa Depan Ekonomi Virtual

Gugatan terhadap PlayerAuctions menunjukkan bahwa Roblox semakin serius dalam menjaga ekosistem digital mereka. Langkah ini juga dapat menjadi preseden bagi perusahaan game lain dalam menghadapi pasar pihak ketiga yang memanfaatkan ekonomi dalam game.

Namun, pertanyaan besar tetap ada:

  • Apakah tindakan hukum ini benar-benar akan menghentikan perdagangan ilegal Robux dan item dalam game?
  • Bagaimana Roblox akan melindungi pemainnya dari risiko yang ditimbulkan oleh pasar gelap semacam ini?

Sobat Esports, apakah kalian pernah menggunakan PlayerAuctions atau mengalami dampak dari transaksi ilegal dalam game? Bagikan pendapat kalian di kolom komentar! 🎮🔥

GTA V Capai 200 Juta Penjualan, Menjadi Salah Satu Game Terlaris Sepanjang Masa

Grand Theft Auto V (GTA V), sebuah permainan legendaris dari Rockstar Games, tetap bertahan sebagai salah satu game paling populer di dunia meskipun telah dirilis lebih dari satu dekade lalu. Tak hanya itu, meskipun sudah berada di pasaran selama bertahun-tahun, game ini terus menarik perhatian para pemain baru, bahkan dalam periode-periode diskon yang menjadikannya lebih terjangkau.

Kabar terbaru datang dari Take-Two Interactive, perusahaan induk Rockstar Games, yang mengumumkan bahwa total penjualan GTA V telah melampaui angka 210 juta kopi di seluruh dunia. Angka ini menunjukkan kesuksesan yang luar biasa dan bahkan melebihi ekspektasi banyak pihak, mengingat game ini pertama kali dirilis pada tahun 2013.

Peningkatan Penjualan yang Terus Meningkat

Pada laporan yang dirilis Take-Two, disebutkan bahwa GTA V terus laris manis dengan penjualan yang mencapai 5 juta kopi hanya dalam tiga bulan terakhir. Artinya, rata-rata 1,5 juta kopi terjual setiap bulannya, yang semakin membuktikan daya tarik game ini yang tak pernah pudar. Bahkan dengan hadirnya berbagai game baru, GTA V masih menunjukkan eksistensinya di pasar global.

Angka penjualan ini mengukuhkan GTA V sebagai salah satu game terlaris sepanjang masa. Total penjualan seluruh seri Grand Theft Auto, dari yang pertama hingga yang terbaru, kini telah mencapai 440 juta kopi di seluruh dunia. Tentu saja, ini menunjukkan betapa besar pengaruh dan popularitas yang dimiliki oleh franchise GTA yang telah menemani para gamer selama beberapa generasi.

GTA VI Menanti dengan Harapan Tinggi

Tak hanya berhenti di GTA V, Take-Two juga memberikan sedikit bocoran mengenai masa depan franchise ini. Banyak yang berharap bahwa GTA VI, yang sudah lama dinanti, akan menyusul kesuksesan pendahulunya. Meski sempat beredar rumor mengenai penundaan rilisnya, Take-Two memastikan bahwa game ini masih dijadwalkan untuk dirilis pada musim gugur tahun ini. Harapan besar pun bergantung pada apakah GTA VI bisa mengikuti jejak kesuksesan GTA V.

Dengan prestasi penjualan yang terus berkembang, GTA V telah mengukuhkan dirinya sebagai game yang tak hanya berpengaruh, tetapi juga mampu bertahan lama dalam sejarah industri video game. Kesuksesan ini menjadi bukti nyata bahwa Rockstar Games tahu bagaimana menciptakan pengalaman bermain yang tak terlupakan bagi penggemar di seluruh dunia.

Bagaimana menurut kalian, apakah GTA VI akan mampu menandingi pencapaian luar biasa GTA V? Tentunya, waktu yang akan menjawabnya!

Bloodborne 60FPS Patch: Kreator Terima ‘Surat Cinta’ dari Sony

Game Bloodborne masih menjadi salah satu judul yang paling diinginkan oleh para gamer untuk dapat hadir di platform lain selain PlayStation 4 (PS4). Banyak penggemar berharap game ini bisa mendapatkan pembaruan agar dapat dimainkan dengan grafis yang lebih maksimal dan performa 60FPS, baik di konsol generasi terbaru maupun PC.

Seorang kreator bernama Lance McDonald berhasil menciptakan sebuah patch khusus yang memungkinkan Bloodborne berjalan dengan 60FPS di PS4. Namun, baru-baru ini, McDonald mengungkapkan bahwa ia menerima permintaan langsung dari Sony terkait patch buatannya.

Sony Minta Patch Bloodborne 60FPS Dihapus

Melalui akun Twitter/X pribadinya, Lance McDonald membagikan kabar kurang menyenangkan. Ia mengaku menerima pemberitahuan resmi dari Sony Interactive Entertainment (SIE), yang meminta agar tautan unduhan patch Bloodborne 60FPS yang ia buat segera dihapus dari internet.

Dalam unggahannya, McDonald menjelaskan bahwa ia tak memiliki pilihan selain mematuhi permintaan tersebut. Ia mengonfirmasi bahwa semua tautan terkait patch tersebut telah dihapus.

“Pada 21 Februari 2021, saya membuat dan merilis sebuah patch untuk Bloodborne yang memungkinkan game ini berjalan di 60FPS. Hari ini, saya menerima pemberitahuan penghapusan DMCA atas permintaan dari Sony Interactive Entertainment untuk menghapus semua tautan patch yang pernah saya bagikan di internet. Jadi, saya sudah melakukannya,” tulisnya.

Reaksi Gamer: Kecewa, Tapi Berharap Ada Pertanda

Keputusan Sony untuk menghapus patch buatan Lance McDonald menuai reaksi kecewa dari para gamer. Banyak yang menyayangkan tindakan ini, terutama karena Bloodborne sendiri hingga kini masih eksklusif untuk PS4 tanpa ada tanda-tanda versi remaster atau rilis di platform lain.

McDonald juga mengingat kembali pertemuannya dengan Shuhei Yoshida, mantan Presiden Sony Interactive Entertainment. Ia mengungkapkan bahwa dirinya pernah memberi tahu Yoshida secara langsung bahwa ia telah membuat mod patch untuk Bloodborne agar bisa berjalan di 60FPS. Respons Yoshida? Ia hanya tertawa mendengar hal tersebut.

Di sisi lain, beberapa gamer justru merasa penasaran dengan waktu penghapusan ini. Mereka menduga bahwa tindakan Sony bisa jadi merupakan pertanda bahwa perusahaan tersebut tengah merencanakan sesuatu terkait Bloodborne. Dugaan ini muncul karena dalam beberapa waktu terakhir, Sony beberapa kali memberikan petunjuk misterius kepada penggemar Bloodborne, seakan-akan memberi harapan bahwa game ini akan hadir di platform selain PS4.

Apakah Sony Sedang Mempersiapkan Bloodborne Remastered?

Spekulasi mengenai versi remaster atau port Bloodborne ke PC dan PS5 bukanlah hal baru. Namun, hingga kini Sony belum memberikan pengumuman resmi terkait rencana tersebut. Keputusan untuk menghapus patch McDonald yang baru dilakukan sekarang tentu semakin memicu dugaan bahwa Sony mungkin sedang menyiapkan kejutan bagi penggemar.

Apakah ini pertanda bahwa Bloodborne akan segera dirilis ulang dengan versi yang lebih optimal? Ataukah hanya upaya Sony untuk tetap mempertahankan eksklusivitas game ini? Kita tunggu saja perkembangannya.

Bagaimana pendapat kalian tentang keputusan Sony ini?