Masalah pengangguran yang membelit Generasi Z di Indonesia menjadi salah satu isu paling mendesak yang harus segera diselesaikan. Berdasarkan statistik terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 10 juta pemuda Indonesia berusia antara 15 hingga 24 tahun terjebak dalam kondisi NEET (Not in Education, Employment, or Training). Angka ini menggambarkan tantangan besar bagi Indonesia yang ingin mengoptimalkan bonus demografi untuk mencapai puncak kejayaan pada tahun 2045.
Namun, di balik tantangan tersebut, terdapat peluang cerah yang bisa dimanfaatkan, yaitu sektor industri game. Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi yang begitu pesat, Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfaatkan industri game sebagai mesin pencipta lapangan pekerjaan. Bahkan, lebih dari sekadar pekerjaan, industri game menawarkan berbagai peluang kewirausahaan yang cocok dengan jiwa muda yang kreatif dan bersemangat.
Industri game Indonesia, yang bagian dari pasar global yang terus berkembang, menawarkan berbagai jenis pekerjaan menarik bagi anak muda. Dari pengembangan game, desain grafis, animasi, hingga pemasaran digital dan manajemen komunitas, semua sektor ini membuka ruang bagi Generasi Z. Yang lebih menarik, industri game menuntut keterampilan yang sesuai dengan kecakapan anak muda saat ini, seperti kemampuan beradaptasi dengan teknologi, kreativitas, dan solusi inovatif terhadap berbagai masalah.
Peluang besar ini semakin terbuka dengan berkembangnya pasar game di Asia Tenggara. Berdasarkan riset Niko Partners, diperkirakan pada tahun 2027, industri game di kawasan ASEAN akan meraih pendapatan sebesar 7,2 miliar dolar AS, dengan lebih dari 340 juta gamers. Bahkan, sektor game telah membuktikan kontribusinya yang signifikan terhadap perekonomian, mengalahkan sektor kreatif lainnya seperti industri musik K-pop.
Salah satu aspek menarik dari industri game adalah kemampuannya dalam menciptakan ekosistem hak kekayaan intelektual (IP). Game yang dikembangkan oleh para kreator dapat berkembang menjadi produk lain seperti merchandise, film, hingga komik, membuka peluang ekonomi yang lebih luas. Indonesia memiliki pasar yang sangat besar, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Hal ini membuka potensi ekspansi yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru dan memperkuat pertumbuhan ekonomi digital secara berkelanjutan.
Contoh menarik datang dari game buatan Indonesia, Lokapala, yang merupakan game MOBA (Multiplayer Online Battle Arena). Lokapala mengusung konsep yang lebih terjangkau dan menyasar pasar kelas menengah bawah, memberikan peluang untuk bersaing dengan game-game besar seperti Mobile Legends: Bang Bang yang sudah mendominasi pasar. Laporan dari State of Mobile 2024 menunjukkan bahwa pengeluaran konsumen Indonesia untuk game mobile pada 2023 tercatat mencapai Rp 6,3 triliun, dan tren ini terus meningkat dari tahun ke tahun.
Industri game tidak hanya menguntungkan bagi pengembang, tetapi juga membuka peluang kewirausahaan bagi para pemuda. Generasi Z kini bisa menciptakan game indie, menghasilkan konten kreatif di platform seperti YouTube dan Twitch, atau bahkan berkarya di sektor pendukung seperti desain karakter, studio animasi, musik, dan sound design. Dengan platform-platform digital ini, anak muda dapat menghasilkan pendapatan secara mandiri tanpa bergantung pada pekerjaan tradisional.
Untuk memaksimalkan potensi ini, kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta sangat dibutuhkan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung perkembangan industri game. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah meningkatkan pendidikan vokasi yang relevan dengan industri ini, memberikan insentif bagi pengembang game lokal, serta mempermudah akses permodalan bagi para pengembang game indie. Pemerintah juga harus menciptakan kebijakan yang mendukung perlindungan hak cipta, memastikan keamanan digital, dan mengatur standar kerja yang adil bagi pekerja di industri ini.
Dengan memanfaatkan potensi yang ada, Indonesia tidak hanya dapat membuka lapangan pekerjaan bagi Generasi Z, tetapi juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Industri game memiliki kekuatan untuk menjadi salah satu pilar utama dalam mengatasi pengangguran, sekaligus mendukung Indonesia menuju Indonesia Emas pada tahun 2045.