Author Archives: Krillin

https://miaritz.com

Masalah di Awal Rilis, Namun Marvel’s Spider-Man 2 PC Tetap Raih Keberhasilan Finansial

Setelah lama menjadi game eksklusif di konsol PlayStation, Marvel’s Spider-Man 2 akhirnya resmi meluncur di platform PC. Sayangnya, debut game ini di PC tak berjalan mulus. Banyak pemain mengeluhkan berbagai bug, masalah performa, dan optimasi yang kurang maksimal, yang membuat pengalaman bermain terasa kurang nyaman.

Namun, terlepas dari kritik yang menghampiri, pendapatan yang dihasilkan dari penjualan Marvel’s Spider-Man 2 versi PC tetap mencengangkan. Lantas, berapa besar keuntungan yang berhasil diraup dalam waktu singkat?

Pendapatan Marvel’s Spider-Man 2 di PC Tembus Rp 133 Miliar dalam Dua Hari

Menurut laporan dari GameDiscover, hanya dalam dua hari sejak perilisan, Marvel’s Spider-Man 2 versi PC telah menghasilkan pendapatan sebesar $8,2 juta atau sekitar Rp 133,45 miliar. Angka ini menunjukkan bahwa game tersebut berhasil terjual sekitar 150.000 unit dalam waktu yang sangat singkat.

Capaian ini cukup mengejutkan, mengingat banyaknya keluhan dari pemain terkait bug dan performa game yang kurang optimal. Namun, hal tersebut tampaknya tidak menyurutkan antusiasme para gamer untuk mencoba petualangan baru Peter Parker dan Miles Morales di dunia terbuka yang luas.

Update Patch untuk Mengatasi Bug dan Masalah Performa

Menyadari banyaknya laporan dari para pemain, tim developer bergerak cepat untuk merilis patch pembaruan guna memperbaiki berbagai masalah yang ada. Pada 7 Februari 2025, beberapa update sudah mulai digulirkan dengan fokus pada peningkatan performa dan perbaikan bug, sehingga pemain bisa menikmati pengalaman bermain yang lebih baik di PC.

Bagi mereka yang sempat menahan diri karena masalah teknis di awal perilisan, update ini bisa menjadi kabar baik agar mereka bisa menikmati game dengan pengalaman terbaik di platform PC.

Kesuksesan Penjualan di PS5 dan Potensi Game Eksklusif PlayStation ke PC

Sebelumnya, Marvel’s Spider-Man 2 telah lebih dulu mencatat angka penjualan yang luar biasa di konsol PlayStation 5. Sejak perilisannya di tahun 2024, game ini telah terjual hingga 11 juta unit di PS5, menjadikannya salah satu game eksklusif dengan penjualan terbaik.

Melihat kesuksesan yang terus berlanjut di PC, ada kemungkinan besar Sony dan PlayStation akan semakin terbuka untuk merilis lebih banyak game eksklusif mereka ke platform PC di masa mendatang.

Keputusan ini tentu akan menjadi kabar baik bagi gamer PC, terutama bagi mereka yang sudah lama menantikan kesempatan untuk memainkan game-game eksklusif PlayStation tanpa harus memiliki konsol.

Kesimpulan: Masa Depan Game Eksklusif PlayStation di PC

Dengan pencapaian luar biasa yang diraih Marvel’s Spider-Man 2 di PC, tampaknya era eksklusivitas penuh untuk game PlayStation perlahan mulai bergeser. Sony mungkin akan semakin sering membawa game mereka ke PC untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan meraup keuntungan lebih besar.

Bagaimana menurut kalian? Apakah ini menjadi sinyal positif bagi gamer PC yang ingin menikmati lebih banyak game eksklusif PlayStation di masa depan?

Banyak Fans Kecewa! Fitur Trade Pokémon TCG Pocket Tak Sesuai Ekspektasi

Jakarta, Indonesia – Kabar gembira bagi para pemain Pokémon TCG Pocket! Game kartu Pokémon yang populer ini akhirnya menghadirkan fitur Trade, sesuatu yang telah lama dinantikan oleh para penggemarnya. Namun, alih-alih mendapat sambutan meriah, fitur ini justru menuai banyak kritik setelah resmi dirilis.

Awalnya, pengumuman tentang fitur Trade disambut dengan antusias oleh komunitas. Pemain berharap bisa dengan mudah bertukar kartu dengan teman-teman mereka dan melengkapi koleksi yang masih kurang. Sayangnya, setelah mencoba fitur ini, banyak pemain yang merasa kecewa dengan sistem yang diterapkan.

Cara Mengakses Fitur Trade di Pokémon TCG Pocket

Bagi pemain yang ingin mencoba fitur ini, mereka harus terlebih dahulu melakukan pembaruan manual melalui App Store atau Play Store. Setelah update selesai, opsi Trade akan tersedia di dalam game.

Namun, ada batasan besar dalam sistem ini. Pemain hanya bisa melakukan trade untuk kartu dengan kelangkaan 1-Star atau di bawahnya, dan hanya bisa bertukar dengan teman yang ada di daftar pertemanan mereka.

Masalah yang Muncul dalam Fitur Trade

Setelah fitur ini dirilis, banyak pemain mulai mengeluhkan berbagai kendala yang membuat trade terasa sulit dan tidak praktis. Berikut beberapa permasalahan utama yang dihadapi:

1. Sistem Trade Stamina yang Membatasi Pemain

Untuk bisa melakukan trade, pemain memerlukan Trade Stamina yang akan berkurang setiap kali melakukan pertukaran. Masalahnya, stamina ini hanya bisa terisi kembali secara perlahan, sehingga pemain harus menunggu lama sebelum bisa melakukan trade lagi.

2. Kebutuhan Trade Token yang Sulit Didapatkan

Selain stamina, pemain juga harus memiliki Trade Token, yang diperoleh dengan cara membuang kartu duplikat. Namun, jumlah token yang didapatkan sangat sedikit, sehingga pemain harus mengorbankan banyak kartu hanya untuk mendapatkan token dalam jumlah yang cukup.

Bahkan, kartu dengan kelangkaan 2-Diamond atau di bawahnya tidak bisa diubah menjadi token, sehingga pemain semakin kesulitan untuk mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan.

3. Kesulitan dalam Menukar Kartu Secara Adil

Salah satu masalah terbesar dari fitur ini adalah ketidakseimbangan dalam sistem trade. Untuk menukar kartu 1-Star, pemain membutuhkan 400 token, sedangkan satu kartu 1-Star yang dihancurkan hanya memberikan 100 token. Artinya, pemain harus mengorbankan empat kartu hanya untuk mendapatkan satu kartu dari trade.

Selain itu, tidak ada fitur untuk menyampaikan kartu apa yang diinginkan dalam pertukaran, sehingga pemain harus berkomunikasi melalui aplikasi lain atau bertemu langsung di dunia nyata agar trade bisa berjalan sesuai keinginan.

Reaksi Komunitas: Kecewa dan Mengharapkan Perbaikan

Dengan banyaknya keterbatasan ini, banyak pemain yang menganggap fitur trade di Pokémon TCG Pocket sebagai salah satu pembaruan yang mengecewakan.

Banyak yang berharap agar sistem trade dapat diperbaiki di masa depan, terutama dengan kemungkinan menukar kartu dengan rarity lebih tinggi, seperti kartu Gold Crown. Jika sistem ini tidak segera diperbaiki, fitur yang seharusnya menjadi daya tarik baru ini justru bisa membuat pemain semakin frustrasi.

Harapan untuk Update Berikutnya

Meskipun saat ini fitur trade masih jauh dari kata sempurna, banyak penggemar tetap berharap Pokémon TCG Pocket akan melakukan pembaruan dan perbaikan berdasarkan masukan dari komunitas.

Jika pengembang mampu menyesuaikan sistem trade agar lebih fleksibel dan menguntungkan pemain, fitur ini masih memiliki potensi besar untuk menjadi tambahan yang menarik dalam game.

Untuk saat ini, para pemain disarankan untuk memanfaatkan sistem trade dengan bijak dan tetap mengikuti perkembangan update dari pengembang. Semoga di masa depan, fitur ini dapat mengalami peningkatan dan memberikan pengalaman bermain yang lebih baik bagi semua penggemar Pokémon TCG Pocket.

Bloodborne 60FPS Patch: Kreator Terima ‘Surat Cinta’ dari Sony

Game Bloodborne masih menjadi salah satu judul yang paling diinginkan oleh para gamer untuk dapat hadir di platform lain selain PlayStation 4 (PS4). Banyak penggemar berharap game ini bisa mendapatkan pembaruan agar dapat dimainkan dengan grafis yang lebih maksimal dan performa 60FPS, baik di konsol generasi terbaru maupun PC.

Seorang kreator bernama Lance McDonald berhasil menciptakan sebuah patch khusus yang memungkinkan Bloodborne berjalan dengan 60FPS di PS4. Namun, baru-baru ini, McDonald mengungkapkan bahwa ia menerima permintaan langsung dari Sony terkait patch buatannya.

Sony Minta Patch Bloodborne 60FPS Dihapus

Melalui akun Twitter/X pribadinya, Lance McDonald membagikan kabar kurang menyenangkan. Ia mengaku menerima pemberitahuan resmi dari Sony Interactive Entertainment (SIE), yang meminta agar tautan unduhan patch Bloodborne 60FPS yang ia buat segera dihapus dari internet.

Dalam unggahannya, McDonald menjelaskan bahwa ia tak memiliki pilihan selain mematuhi permintaan tersebut. Ia mengonfirmasi bahwa semua tautan terkait patch tersebut telah dihapus.

“Pada 21 Februari 2021, saya membuat dan merilis sebuah patch untuk Bloodborne yang memungkinkan game ini berjalan di 60FPS. Hari ini, saya menerima pemberitahuan penghapusan DMCA atas permintaan dari Sony Interactive Entertainment untuk menghapus semua tautan patch yang pernah saya bagikan di internet. Jadi, saya sudah melakukannya,” tulisnya.

Reaksi Gamer: Kecewa, Tapi Berharap Ada Pertanda

Keputusan Sony untuk menghapus patch buatan Lance McDonald menuai reaksi kecewa dari para gamer. Banyak yang menyayangkan tindakan ini, terutama karena Bloodborne sendiri hingga kini masih eksklusif untuk PS4 tanpa ada tanda-tanda versi remaster atau rilis di platform lain.

McDonald juga mengingat kembali pertemuannya dengan Shuhei Yoshida, mantan Presiden Sony Interactive Entertainment. Ia mengungkapkan bahwa dirinya pernah memberi tahu Yoshida secara langsung bahwa ia telah membuat mod patch untuk Bloodborne agar bisa berjalan di 60FPS. Respons Yoshida? Ia hanya tertawa mendengar hal tersebut.

Di sisi lain, beberapa gamer justru merasa penasaran dengan waktu penghapusan ini. Mereka menduga bahwa tindakan Sony bisa jadi merupakan pertanda bahwa perusahaan tersebut tengah merencanakan sesuatu terkait Bloodborne. Dugaan ini muncul karena dalam beberapa waktu terakhir, Sony beberapa kali memberikan petunjuk misterius kepada penggemar Bloodborne, seakan-akan memberi harapan bahwa game ini akan hadir di platform selain PS4.

Apakah Sony Sedang Mempersiapkan Bloodborne Remastered?

Spekulasi mengenai versi remaster atau port Bloodborne ke PC dan PS5 bukanlah hal baru. Namun, hingga kini Sony belum memberikan pengumuman resmi terkait rencana tersebut. Keputusan untuk menghapus patch McDonald yang baru dilakukan sekarang tentu semakin memicu dugaan bahwa Sony mungkin sedang menyiapkan kejutan bagi penggemar.

Apakah ini pertanda bahwa Bloodborne akan segera dirilis ulang dengan versi yang lebih optimal? Ataukah hanya upaya Sony untuk tetap mempertahankan eksklusivitas game ini? Kita tunggu saja perkembangannya.

Bagaimana pendapat kalian tentang keputusan Sony ini?

Developer Dragon Age Tinggalkan Bioware, Ada Apa?

Industri video game kembali diwarnai dengan kabar restrukturisasi besar-besaran. Setelah banyak perusahaan gim melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan perombakan internal, kini Bioware, studio di balik Dragon Age dan Mass Effect, menjadi sorotan.

Laporan terbaru mengungkap bahwa beberapa staf yang sebelumnya terlibat dalam pengembangan Dragon Age: The Veilguard telah meninggalkan perusahaan. Apakah ini tanda perubahan besar bagi Bioware?

Bioware Fokus ke Mass Effect, Sejumlah Staf Tinggalkan Studio

Kabar ini mencuat setelah Gary McKay, General Manager Bioware, mengunggah sebuah pernyataan di situs resmi studio tersebut. Dalam pengumuman itu, McKay menjelaskan bahwa Bioware kini mengalihkan fokus penuh ke proyek Mass Effect terbaru.

“Untuk mencapai visi yang telah kami tetapkan sejak tahun 2023, kami mulai mengubah cara kami mengembangkan gim. Ini dilakukan agar proyek-proyek mendatang tetap memenuhi standar kualitas tinggi yang kami pegang teguh,” ungkap McKay.

Keputusan ini sejalan dengan rampungnya pengembangan Dragon Age: The Veilguard, yang memungkinkan studio untuk sepenuhnya mengarahkan sumber daya mereka ke Mass Effect baru. Bahkan, beberapa nama veteran yang pernah menggarap trilogi Mass Effect—seperti Mike Gamble, Preston Watamaniuk, Derek Watts, dan Parrish Ley—telah ditunjuk untuk memimpin pengembangan gim ini.

Namun, di balik optimisme tersebut, tersiar kabar bahwa beberapa staf yang sebelumnya terlibat dalam pengembangan Dragon Age telah meninggalkan Bioware.

Daftar Staf Dragon Age yang Hengkang dari Bioware

Kabar hengkangnya para staf ini pertama kali diketahui dari unggahan mereka sendiri di media sosial Bluesky. Setidaknya, ada lima orang yang kini mencari pekerjaan baru di industri gim setelah meninggalkan Bioware.

Berikut beberapa nama staf yang dikonfirmasi telah keluar:

  • Karin Weekes – Editor Dragon Age
  • Trick Weekes – Narrative Designer & Lead Writer Dragon Age: The Veilguard
  • Ryan Cormier – Editor Bioware
  • Jen Cheverie – Producer Bioware
  • Michelle Flamm – Senior Systems Designer Bioware

Sebelumnya, pada 18 Januari 2025, Corrine Busche, yang menjabat sebagai Director Dragon Age: The Veilguard, juga telah lebih dulu meninggalkan Bioware.

Dengan banyaknya staf yang hengkang, spekulasi mulai bermunculan mengenai arah baru yang diambil oleh Bioware. Apakah ini hanya bagian dari restrukturisasi internal atau tanda adanya perubahan besar dalam strategi pengembangan gim mereka?

Bioware Pastikan Komitmen ke Mass Effect Baru

Terlepas dari keluarnya beberapa staf, Bioware menegaskan bahwa mereka tetap berkomitmen untuk menghadirkan pengalaman terbaik bagi para penggemar Mass Effect. Dengan keterlibatan sejumlah pemimpin veteran dari trilogi klasiknya, proyek ini diharapkan mampu mengembalikan kejayaan Mass Effect di industri gim.

Sementara itu, nasib Dragon Age ke depan masih menjadi tanda tanya. Dengan rampungnya The Veilguard, banyak yang penasaran apakah Bioware akan tetap memberikan perhatian besar pada waralaba ini atau sepenuhnya beralih ke Mass Effect sebagai prioritas utama mereka.

Bagaimana menurut kalian? Apakah perubahan di Bioware ini akan berdampak positif bagi masa depan gim-gim mereka? Mari nantikan perkembangan selanjutnya!

Loot Box di WWE 2K25 Bikin Heboh, Developer Siap Lakukan Perbaikan

Jakarta – Setelah mendapatkan banyak kritik dari komunitas gamer terkait mekanisme microtransaction dan loot box di WWE 2K24, 2K Games mengumumkan rencana untuk memperbaiki sistem tersebut dalam perilisan WWE 2K25 yang akan datang pada tahun 2025. Perusahaan game terkemuka ini berjanji akan memperbaiki masalah yang dirasakan oleh para penggemar terkait outfit eksklusif yang hanya bisa didapatkan melalui Loot Box, promo khusus, atau pembelian action figure.

Salah satu masalah utama yang dikeluhkan oleh para pemain adalah harga tinggi untuk base game, ditambah dengan biaya tambahan yang harus dikeluarkan untuk membeli Persona Card dengan outfit eksklusif. Hal ini semakin diperburuk oleh fakta bahwa beberapa kostum hanya tersedia jika pemain membeli produk fisik, seperti action figure tertentu, yang membuat banyak pemain merasa terbebani setelah mengeluarkan uang untuk membeli versi Anniversary Edition yang mahal.

Persona Card yang dijual dalam game memiliki mekanisme yang mirip dengan sistem microtransaction lainnya, seperti Ultimate Team di EA Sports FC atau MyTeam di NBA 2K. Namun, sistem ini tidak hanya menawarkan nilai keseluruhan yang lebih tinggi, tetapi juga membuka akses ke outfit eksklusif yang hanya bisa diperoleh dengan cara tertentu.

Beberapa dari outfit ini bahkan memungkinkan pemain untuk membawa kembali penampilan legendaris para pegulat, seperti John Cena pada tahun 2005 atau The Undertaker di tahun 1990. Namun, ada juga beberapa outfit yang memberikan kesan seperti action figure yang dirancang oleh Hasbro, yang dinilai tidak sesuai dengan ekspektasi para penggemar setia WWE.

Menanggapi keluhan tersebut, Lynell Jinks, Creative Director 2K Games, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mendengar suara para pemain dan berkomitmen untuk memperbaiki pengalaman mereka dalam WWE 2K25. “Kami menyadari bahwa ini adalah isu yang sangat penting. Kami akan mempertimbangkan untuk memberikan bundle eksklusif untuk Persona Cards dengan outfit unik, atau mungkin melengkapi seluruh outfit eksklusif dalam edisi Anniversary,” ujarnya.

Lebih lanjut, Jinks menambahkan bahwa timnya kini berfokus pada penciptaan pengalaman yang lebih memuaskan bagi pemain, di mana mereka tidak lagi merasa kesulitan untuk membuka akses ke konten yang telah dijanjikan, tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan yang memberatkan.

Dengan janji ini, para penggemar WWE berharap bahwa WWE 2K25 akan lebih menghargai pemain dan memberikan pengalaman yang lebih adil serta menyenangkan, tanpa terjebak dalam mekanisme microtransaction yang merugikan.

Mengeksplorasi Dunia Mitologi Mesir dalam God of War Terbaru

Franchise God of War yang dikembangkan oleh Santa Monica Studio sudah dikenal luas di kalangan para gamer, dengan seri terbaru, Ragnarok, yang meninggalkan banyak tanda tanya mengenai kelanjutan cerita Kratos. Akhir dari game tersebut membuka pintu kemungkinan besar untuk cerita baru di masa depan. Mengingat kesuksesan besar yang diraih seri ini sejak reboot-nya pada 2018, wajar jika para penggemar semakin penasaran dengan game selanjutnya.

Meskipun Sony dan Santa Monica Studio belum memberikan konfirmasi resmi tentang proyek game baru dalam seri ini, sebuah rumor mengejutkan baru saja muncul, mengarah pada tema mitologi yang belum pernah dihadirkan sebelumnya dalam game God of War: Mitologi Mesir.

Rumor Menyebutkan Mitologi Mesir sebagai Tema Game Selanjutnya

Sumber rumor ini berasal dari sebuah akun Twitter bernama @zvis_ceral, yang mengklaim memperoleh informasi dari Daniel “DanielRPK” Richtman, seorang insider industri game yang terkenal. Dalam klaimnya, Sony dilaporkan sedang aktif mencari aktor Timur Tengah untuk proyek game AAA misterius, yang dipercaya oleh banyak pihak sebagai game God of War yang akan mengusung tema mitologi Mesir.

Jika rumor ini benar, Kratos, sang protagonis, kemungkinan besar akan menghadapi para dewa-dewa legendaris dari mitologi Mesir seperti Amun-Ra, Osiris, Horus, dan Anubis. Tentu saja, jika tema ini diterima, para penggemar setia God of War akan disuguhkan pengalaman baru yang menarik dan penuh tantangan dalam menghadapi kekuatan supernatural dari dunia Mesir kuno.

Mitologi Mesir Pernah Jadi Pilihan, Namun Terabaikan

Menariknya, ini bukan pertama kalinya mitologi Mesir dibahas dalam konteks God of War. Dalam sebuah dokumenter tentang pembuatan game God of War (2018), Cory Barlog, Creative Director Santa Monica Studio, mengungkapkan bahwa sebelumnya mereka sempat mempertimbangkan mitologi Mesir sebagai latar utama cerita. Namun, setelah berbagai pertimbangan, mereka akhirnya memilih mitologi Nordik yang dikenal lebih dekat dengan tema game sebelumnya.

Keputusan ini ternyata memberikan dampak besar, dengan keberhasilan game tersebut menciptakan kisah yang mendalam dan karakter-karakter ikonik dari dunia Nordik. Namun, meskipun tema Mesir tidak dipilih di 2018, fakta bahwa hal tersebut pernah dibahas membuka kemungkinan besar untuk eksplorasi mitologi Mesir di seri selanjutnya.

Masa Depan God of War: Apa yang Akan Datang?

Rumor tentang game baru ini semakin menggema setelah Sony membatalkan proyek game live-service yang sebelumnya sedang dikembangkan oleh Bluepoint Games. Proyek ini sudah berjalan selama dua tahun sebelum akhirnya dibatalkan, yang menyebabkan kegagalan proyek live-service Concord. Meskipun demikian, ada kabar baik yang datang dari serial TV adaptasi game God of War, yang saat ini sedang dalam pengerjaan dan dijadwalkan tayang di Amazon Prime Video.

Hingga saat ini, belum ada konfirmasi lebih lanjut mengenai siapa yang akan memerankan Kratos dalam serial TV tersebut, ataupun cerita mana yang akan diadaptasi. Namun, dengan adaptasi TV yang semakin dekat, para penggemar memiliki banyak alasan untuk tetap bersemangat menyambut masa depan God of War, baik dalam bentuk game maupun film.

Dengan keberhasilan God of War yang terus berlanjut, hanya waktu yang akan memberitahukan apakah mitologi Mesir akan benar-benar menjadi latar belakang dari petualangan Kratos selanjutnya. Namun, jika rumor ini terbukti benar, maka perjalanan Kratos melawan dewa-dewa Mesir dapat menjadi salah satu chapter paling epik dalam sejarah franchise ini.

Lomba Game Garena 2025: Ajang Kreativitas Pelajar dan Mahasiswa

Industri gim Indonesia terus berkembang pesat, dan salah satu bentuk dukungannya datang dari Garena Indonesia, yang baru saja menggelar lomba pembuatan gim kilat bertajuk Garena Game Jam: Back For Round 2. Kompetisi yang berlangsung pada 24-26 Januari 2025 di Universitas Ciputra Surabaya, Jawa Timur, ini mengundang antusiasme para pelajar dan mahasiswa. Sebanyak 130 peserta ambil bagian dalam acara yang menantang mereka untuk menciptakan gim dalam waktu singkat, yaitu 48 jam.

Hans Saleh, Country Head Garena Indonesia, mengungkapkan bahwa pihaknya selalu berkomitmen untuk mendukung perkembangan talenta muda di industri gim Indonesia. “Kami kembali membawa Garena Game Jam ke Surabaya dengan semangat yang sama, yaitu untuk mendukung perkembangan talenta muda yang memiliki potensi besar di industri gim,” ujar Hans, dalam keterangannya kepada detikINET pada Minggu (26/1/2025).

Jumlah peserta yang ikut serta dalam kompetisi kali ini lebih banyak dibandingkan dengan edisi pertama yang diselenggarakan pada Desember 2023, yang hanya diikuti oleh 100 peserta. Keberhasilan acara ini menunjukkan betapa besarnya antusiasme generasi muda terhadap industri gim di Indonesia.

Selain kompetisi, Garena Game Jam: Back For Round 2 juga memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendapatkan transfer knowledge melalui sesi mentoring dari tim pengembang Garena. Salah satu sesi yang cukup menarik adalah mentoring dari tim pengembang global Free Fire, salah satu gim populer yang dikelola Garena. Muhammad Neil El Himam, Deputi Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi dari Kemenparekraf RI, berharap acara ini dapat menjadi langkah penting untuk menciptakan gim lokal yang dapat menembus pasar internasional. “Kami berharap acara ini dapat menjadi katalis lahirnya gim lokal yang tidak hanya sukses di Indonesia, tetapi juga di pasar global,” kata Neil.

Harapan serupa juga disampaikan oleh Ketua Tim Fasilitasi Gim, Animasi, dan Startup Teknologi Baru Kominfo RI, yang melihat inisiatif Garena ini dapat menjadi contoh positif bagi pelaku industri gim lainnya. Menurutnya, langkah ini akan memacu pertumbuhan industri gim Indonesia ke arah yang lebih cerah di masa depan.

Para pemenang dari Garena Game Jam: Back For Round 2 berkesempatan meraih hadiah menarik, dengan total hadiah senilai Rp 30 juta. Selain itu, pemenang juga akan mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan acara IGDX mendatang bersama Garena Indonesia, yang tentunya akan memberikan mereka lebih banyak kesempatan untuk berkolaborasi dan mengembangkan karier di dunia gim.

Dengan adanya acara ini, diharapkan lebih banyak talenta muda Indonesia yang terinspirasi dan termotivasi untuk menciptakan gim lokal yang tak hanya berkualitas, tetapi juga memiliki daya saing di pasar internasional.

Fans Ninja Gaiden, Bersiaplah! Seri ke-4 Akan Tetap Brutal

Kabar terbaru datang dari Team Ninja dan Platinum Games yang baru saja mengumumkan proyek terbaru mereka, Ninja Gaiden 4. Dengan pengumuman ini, banyak pertanyaan bermunculan, terutama mengenai seberapa sulit permainan ini, mengingat seri Ninja Gaiden terkenal dengan tingkat kesulitan yang sangat tinggi.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Xbox Wire, Yuji Nakao, selaku Produser dan Direktur dari Ninja Gaiden 4 dari Platinum Games, akhirnya memberikan klarifikasi mengenai tingkat kesulitan yang akan dihadirkan dalam game terbaru ini. Nakao memastikan bahwa para penggemar Ninja Gaiden akan kembali merasakan tantangan besar yang sudah menjadi ciri khas dari seri ini, terutama yang terdapat pada Ninja Gaiden 2.

Menurut Nakao, Ninja Gaiden 4 sangat dipengaruhi oleh kesulitan yang ada dalam Ninja Gaiden 2, sebuah game yang sering disebut-sebut sebagai salah satu game action hack n slash paling menantang di dunia. Ia menjelaskan bahwa pengembang sudah berusaha keras untuk menghadirkan pengalaman serupa dalam hal kesulitan, dengan mengintegrasikan elemen-elemen gameplay terbaru yang tetap mempertahankan ketegangan dan tantangan.

Selain itu, Nakao juga menyebutkan bahwa mereka telah mengadaptasi aspek-aspek dari versi remake Ninja Gaiden 2 Black ke dalam Ninja Gaiden 4. Salah satu hal yang membuat game ini begitu menarik adalah pace gameplay yang cepat, diikuti dengan visual yang menawan serta tingkat gore dan cipratan darah yang membuat pertarungan semakin intens dan mendebarkan.

“Tim kami bekerja keras untuk membawa aspek-aspek terbaik dari seri ini dan menghadirkannya dalam generasi sekarang. Secara pribadi, saya percaya bahwa tingkat kesulitan di Ninja Gaiden 2 sangat menonjol, dan saya yakin penggemar akan merasakan pengaruhnya dengan kuat di Ninja Gaiden 4,” ujar Nakao dalam wawancaranya.

Dengan gabungan antara kecepatan permainan, visual yang menakjubkan, serta kesulitan yang menantang, Ninja Gaiden 4 tampaknya akan menjadi game yang sangat dinanti. Para gamer yang menyukai tantangan berat dan pertarungan yang cepat sepertinya akan mendapatkan pengalaman yang seru dan memuaskan.

Sekarang, pertanyaannya adalah: Seberapa sulitkah Ninja Gaiden 4 nanti ketika dirilis? Para penggemar setia seri ini pasti tidak sabar untuk menjajal kesulitan level tinggi yang sudah menjadi ciri khas dari franchise Ninja Gaiden.

Stardew Valley Bisa Terus Berkembang hingga 50 Tahun Lagi, Kata ConcernedApe

Game simulasi bertani populer, Stardew Valley, tetap menjadi favorit para gamer berkat konsistensi pengembangnya, ConcernedApe, dalam menghadirkan pembaruan berkala. Dengan tambahan konten baru, perbaikan bug, dan fitur menarik, game ini terus berkembang demi memberikan pengalaman bermain terbaik.

Dalam wawancara eksklusif bersama NPR, Eric Barone, atau yang dikenal dengan nama ConcernedApe, berbagi pandangannya tentang masa depan Stardew Valley. Ia bahkan menyebut bahwa pembaruan untuk game ini bisa saja berlangsung hingga 50 tahun ke depan. Pernyataan ini tentu mengejutkan dan menggembirakan para penggemar.

Alasan ConcernedApe Terus Mengembangkan Stardew Valley

ConcernedApe mengungkapkan bahwa kesetiaannya untuk terus mengembangkan Stardew Valley berakar pada kecintaannya terhadap komunitas pemain. Baginya, para gamer adalah elemen terpenting dalam perjalanan hidupnya sebagai pengembang. Ia mengaku rutin mendengarkan masukan, kritik, dan harapan yang disampaikan oleh para pemain.

“Saya sangat berterima kasih kepada para gamer. Tanpa mereka, saya tidak akan berada di posisi ini,” ucap Eric Barone. Ia menyebut bahwa Stardew Valley adalah hasil mimpi dan kerja kerasnya, dan rasa cinta serta dukungan dari komunitas pemain adalah motivasi utama di balik pembaruan yang terus dilakukan.

Pembaruan Berkelanjutan hingga Puluhan Tahun ke Depan

Eric Barone menyampaikan visi jangka panjangnya untuk Stardew Valley. Ia berharap dapat terus memperkaya game ini dengan berbagai konten menarik. Namun, ia menegaskan bahwa pengembangan akan berhenti jika game ini dirasa sudah mencapai titik optimal, tanpa tambahan konten yang berlebihan.

Meski begitu, Eric tak memungkiri bahwa ia masih memiliki banyak ide untuk diterapkan dalam Stardew Valley. Bahkan, ia dengan bercanda menyebut kemungkinan dirinya masih akan menambahkan fitur baru hingga usia 90 tahun, jika umur panjang mengizinkannya.

Selain mengembangkan Stardew Valley, Eric Barone juga memiliki ambisi untuk menciptakan game baru. Namun, ia mengaku tetap ingin kembali ke dunia Stardew Valley dari waktu ke waktu untuk menyempurnakan game yang telah ia bangun selama lebih dari satu dekade ini.

Komitmen Luar Biasa untuk Komunitas Gamer

Pernyataan Eric Barone menunjukkan dedikasinya yang luar biasa terhadap game Stardew Valley dan komunitas penggemarnya. Dengan terus merilis pembaruan dan menambahkan fitur menarik, ia ingin memberikan rasa terima kasih kepada para pemain yang telah mengubah hidupnya.

Dengan visi jangka panjang ini, Stardew Valley tampaknya akan terus menjadi salah satu game simulasi bertani terbaik selama bertahun-tahun ke depan. Bagaimana menurut kalian? Apakah kalian siap mengikuti perkembangan game ini hingga puluhan tahun mendatang?

Siap Main Doom The Dark Ages di PC? Cek Spesifikasinya di Sini!

Penggemar game aksi ikonis Doom kini semakin antusias setelah pengembang id Software mengumumkan proyek terbaru mereka, Doom The Dark Ages. Dengan berbagai inovasi yang dijanjikan, para gamer tentu penasaran tentang spesifikasi PC yang diperlukan untuk menjalankan game ini. Tidak perlu lagi menebak-nebak, karena id Software telah merilis detail spesifikasi resmi yang diperlukan untuk memainkan Doom The Dark Ages dengan optimal.

Berikut adalah spesifikasi minimum, rekomendasi, hingga ultra yang perlu Anda persiapkan.

Spesifikasi Minimum – Resolusi 1080p, 60 FPS

Agar dapat merasakan pengalaman bermain yang stabil di resolusi Full HD, berikut adalah spesifikasi dasar yang dibutuhkan:

  • Sistem Operasi: Windows 10/11 64-bit
  • Prosesor: AMD Zen 2 atau Intel Generasi ke-10 dengan 8 inti/16 utas pada kecepatan 3.2 GHz (contoh: AMD Ryzen 7 3700X atau Intel Core i7 10700K).
  • RAM: 16 GB
  • Kartu Grafis: GPU yang mendukung ray tracing dengan VRAM 8 GB (contoh: NVIDIA RTX 2060 Super atau AMD RX 6600).
  • Penyimpanan: NVMe SSD 512 GB dengan ruang kosong 100 GB.

Spesifikasi Rekomendasi – Resolusi 1440p, 60 FPS

Untuk pengalaman bermain yang lebih mulus dengan kualitas grafis tinggi, gunakan spesifikasi berikut:

  • Sistem Operasi: Windows 10/11 64-bit
  • Prosesor: AMD Zen 3 atau Intel Generasi ke-12 dengan 8 inti/16 utas pada kecepatan 3.2 GHz (contoh: AMD Ryzen 7 5700X atau Intel Core i7 12700K).
  • RAM: 32 GB
  • Kartu Grafis: GPU dengan VRAM 10 GB yang mendukung ray tracing (contoh: NVIDIA RTX 3080 atau AMD RX 6800).
  • Penyimpanan: NVMe SSD 512 GB dengan ruang kosong 100 GB.

Spesifikasi Ultra – Resolusi 4K (2160p), 60 FPS

Bagi Anda yang ingin menikmati pengalaman bermain terbaik dengan grafis memukau di resolusi 4K, siapkan perangkat dengan spesifikasi berikut:

  • Sistem Operasi: Windows 10/11 64-bit
  • Prosesor: AMD Zen 3 atau Intel Generasi ke-12 dengan 8 inti/16 utas pada kecepatan 3.2 GHz (contoh: AMD Ryzen 7 5700X atau Intel Core i7 12700K).
  • RAM: 32 GB
  • Kartu Grafis: GPU dengan VRAM 16 GB yang mendukung ray tracing (contoh: NVIDIA RTX 4080 atau AMD RX 7900XT).
  • Penyimpanan: NVMe SSD 512 GB dengan ruang kosong 100 GB.

Apakah PC Anda Siap untuk Tantangan?

Dengan visual dan fitur yang menjanjikan pengalaman bermain maksimal, Doom The Dark Ages menuntut spesifikasi yang cukup tinggi, terutama untuk mode ultra. Jadi, pastikan perangkat Anda sudah siap untuk menghadapi permainan penuh aksi ini.

Dengan hadirnya spesifikasi resmi ini, bagaimana dengan Anda? Sudah siapkah rig gaming Anda untuk menghidupkan kembali aksi seru dari Doom? Jangan lupa untuk mempersiapkan upgrade jika diperlukan, karena perjalanan Anda ke dunia kegelapan Doom ini akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan!