Tag Archives: Penutupan Game

https://miaritz.com

War of the Visions FFBE Global Resmi Tutup, Petualangan Taktis Akan Berakhir

Kabar mengejutkan datang dari Square Enix untuk para penggemar War of the Visions: Final Fantasy Brave Exvius (WOTV: FFBE). Versi global dari game RPG strategi ini akan resmi menghentikan layanannya pada 30 Mei 2025. Setelah lima tahun memberikan pengalaman pertempuran taktis berbasis giliran, game ini akhirnya mencapai akhir perjalanannya.

Sejak diluncurkan secara global pada tahun 2020, WOTV: FFBE sukses memikat pemain dengan gameplay mendalam dan cerita epik yang penuh konflik. Kolaborasi besar bersama judul-judul ternama seperti Final Fantasy, NieR, dan Dragon Quest turut menjadi daya tarik utama. Namun, terlepas dari pencapaiannya, Square Enix memutuskan untuk menutup layanan game ini karena berbagai pertimbangan internal.

Dalam pengumuman resminya, pengembang menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pemain atas dukungan selama bertahun-tahun. Penjualan mata uang dalam game, Vissior, akan segera dihentikan, meskipun pemain masih diberi kesempatan untuk menggunakannya hingga hari penutupan layanan.

Penutupan ini tentu menyisakan kesedihan bagi komunitas, namun pemain masih memiliki waktu beberapa bulan untuk menikmati konten terakhir, termasuk event dan unit baru yang akan dirilis sebelum server dimatikan. Square Enix pun mendorong pemain untuk mengabadikan kenangan mereka sebelum petualangan benar-benar usai.

Meski WOTV akan berakhir, game utama Final Fantasy Brave Exvius tetap beroperasi. Para penggemar diharapkan terus menantikan proyek-proyek baru dari Square Enix di masa mendatang.

Duka Industri Game! Warner Bros Batalkan Wonder Woman & Tutup Studio

Keputusan mengejutkan datang dari Warner Bros. Games dengan pembatalan game open-world Wonder Woman yang sudah lama dinanti. Game ini pertama kali diumumkan pada The Game Awards 2021, namun sejak saat itu perkembangan proyeknya sangat minim dan kabar terbarunya jarang terdengar. Kabar pembatalan game Wonder Woman ini semakin mengejutkan setelah Warner Bros. Games juga mengumumkan penutupan tiga studio pengembang game, termasuk Monolith Productions, Player First Games, dan WB Games San Diego.

Alasan utama dibalik pembatalan ini adalah berfokusnya perusahaan pada beberapa waralaba utama yang dianggap lebih menjanjikan dan potensial. Keputusan tersebut juga berkaitan dengan kinerja mengecewakan yang dialami oleh Warner Bros. pada tahun 2024. CEO JB Perrette menjelaskan bahwa perusahaan ingin mengembalikan reputasi mereka dalam menghasilkan game berkualitas tinggi dengan mengalihkan sumber daya untuk proyek-proyek yang lebih berpotensi. Beberapa waralaba utama yang akan menjadi fokus adalah Harry Potter/Hogwarts Legacy, Mortal Kombat, DC (terutama Batman), dan Game of Thrones.

Monolith Productions, yang selama ini dikenal sebagai pengembang game legendaris seperti Middle-earth: Shadow of Mordor dan F.E.A.R., kini ikut terdampak dengan penutupan studio ini. Studio yang telah menciptakan berbagai judul terkenal dan sukses di industri game ini ternyata tidak dapat bertahan di tengah perubahan strategi perusahaan. Beberapa game yang pernah dikeluarkan oleh Monolith Productions antara lain Middle-earth: Shadow of Mordor (2014), Middle-earth: Shadow of War (2017), serta F.E.A.R. dan sekuelnya, yang mendapatkan sambutan positif dari para gamer.

Pembatalan Wonder Woman dan penutupan studio ini menjadi titik balik yang suram bagi Warner Bros. Games, terutama setelah kegagalan proyek Suicide Squad: Kill the Justice League yang menuai banyak kritik, serta masa depan yang tidak pasti bagi game MultiVersus yang hampir dihentikan setelah bertahun-tahun pengembangan. Meskipun beberapa proyek masa depan seperti sekuel Hogwarts Legacy dan game Batman baru dari Rocksteady tengah dikabarkan sedang dikembangkan, informasi terkait keduanya masih sangat terbatas pada saat ini.

Keputusan ini memberikan gambaran jelas tentang tantangan yang dihadapi oleh Warner Bros. Games dalam mempertahankan eksistensinya di industri game yang semakin kompetitif. Kini, mereka tampaknya berusaha kembali mengarahkan fokus pada waralaba-waralaba besar yang telah terbukti kuat, sembari meninggalkan beberapa proyek ambisius yang belum mencapai potensi maksimal.