Menjelang bulan suci Ramadhan, pendakwah Habib Husein Ja’far Al Hadar atau yang akrab disapa Habib Jafar kembali menyampaikan pesan keagamaan dengan cara yang unik. Kali ini, suaranya dapat terdengar langsung dalam permainan Free Fire melalui voice pack eksklusif yang berisi pengingat untuk shalat, sahur, dan menjaga emosi saat bermain. Kolaborasi ini menjadi bagian dari program Booyah Ramadan “Mabar Bawa Berkah,” yang bertujuan menciptakan pengalaman bermain yang lebih positif bagi para pemain Free Fire atau yang dikenal sebagai survivors.
Menurut Habib Jafar, kerja sama ini bukan sekadar dakwah dalam bentuk tradisional, melainkan pendekatan yang lebih dekat dengan keseharian para pemain. Tahun ini menandai keempat kalinya ia berkolaborasi dengan Free Fire dan merupakan event ketujuh yang ia ikuti dalam upayanya mendorong komunitas gamers untuk tetap mengutamakan ibadah sambil menikmati permainan.
Dakwah dengan Sentuhan Humor di Free Fire
Dalam voice pack ini, Habib Jafar menyampaikan pesan agama dengan gaya khasnya yang ringan dan penuh humor. Beberapa pesannya termasuk pengingat tentang pentingnya menjalankan ibadah selama Ramadhan, seperti “Hati boleh bolong, puasa jangan bolong,” yang mengajak pemain tetap berpuasa meskipun sibuk bermain. Selain itu, ada pula pesan untuk menjaga emosi selama permainan, seperti “Mainnya jangan emosi, ya,” serta ajakan untuk tetap mengutamakan ibadah dengan kalimat “Mabar gapapa, tapi ibadah yang utama.”
Menurutnya, metode ini lebih efektif dalam menyampaikan pesan kebaikan, terutama bagi generasi muda yang akrab dengan dunia game. Ia juga menilai bahwa stigma negatif terhadap game online perlahan mulai berubah, dan justru bisa menjadi sarana untuk menyebarkan nilai-nilai positif.
Dampak Positif bagi Pemain dan Orangtua
Habib Jafar mengungkapkan bahwa banyak orangtua yang awalnya ragu mengizinkan anak-anak mereka bermain Free Fire, tetapi akhirnya berubah pikiran setelah melihat adanya pesan moral yang disampaikan dalam game.
“Banyak bapak-bapak dan ibu-ibu bercerita kepada saya, ‘Bib, terima kasih sudah bekerja sama dengan Free Fire. Anak saya jadi kenal Habib dan akhirnya mendengarkan dakwah. Saya izinkan mereka main game karena ternyata berdampak positif,’” ungkapnya.
Ia pun tidak keberatan dijuluki sebagai “Habib Free Fire,” karena menurutnya itu adalah bukti bahwa pesan dakwahnya bisa diterima oleh berbagai kalangan, termasuk komunitas gamers.
Selain voice pack, program “Mabar Bawa Berkah” juga mengajak pemain untuk berdonasi. Dengan menyelesaikan misi dalam game, pemain bisa mengumpulkan Gold Coin yang diperoleh secara gratis. Koin tersebut nantinya dapat ditukar dengan donasi berupa paket iftar, baju lebaran, dan takjil. Free Fire menggandeng lembaga nirlaba Benih Baik untuk menyalurkan bantuan ini kepada mereka yang membutuhkan.
Psikolog: Game Bisa Berdampak Positif Jika dalam Pengawasan
Psikolog dari TigaGenerasi, Mayang Gita Mardian, menilai bahwa meningkatnya popularitas game online di kalangan anak-anak dan remaja harus disikapi dengan bijak. Menurutnya, game tidak selalu membawa dampak negatif, asalkan dimainkan dalam batasan yang wajar dan diawasi oleh orangtua.
“Jika waktunya dikontrol dan ada bimbingan dari orangtua, game justru bisa membantu anak-anak dan remaja mengasah keterampilan berpikir kritis, menganalisis situasi, dan memecahkan masalah. Dalam permainan, mereka belajar mengenali pola, menyusun strategi, dan beradaptasi dengan perubahan,” jelasnya.
Selain itu, ia juga menyoroti aspek sosial dalam game. Banyak pemain yang justru merasa lebih mudah berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sebaya melalui permainan.
“Game juga bisa jadi jembatan anak untuk membangun obrolan dan koneksi dengan teman-temannya. Jadi, sebenarnya ini juga bisa meningkatkan kemampuan bersosialisasi,” tambahnya.
Agar tetap terkontrol, Mayang menyarankan agar orangtua ikut serta dalam aktivitas bermain anak, misalnya dengan mengajak mereka bermain di ruang keluarga atau area yang lebih terbuka. Dengan begitu, anak-anak tetap bisa menikmati game favoritnya tanpa kehilangan keseimbangan dalam kehidupan nyata.
Ia juga mengingatkan pentingnya memahami rating usia game yang dimainkan anak agar terhindar dari konten yang tidak sesuai, seperti kekerasan berlebihan atau unsur yang tidak pantas.
“Orangtua juga perlu update dengan game yang sedang populer di kalangan anak-anak, baik yang masih di bawah umur maupun remaja,” tutupnya.