Laporan terbaru dari Bloomberg mengungkap bahwa NetEase Games sempat mempertimbangkan untuk membatalkan Marvel Rivals sebelum peluncurannya pada Desember 2024. Langkah ini sejalan dengan kebijakan restrukturisasi besar yang dijalankan oleh pendiri sekaligus CEO NetEase Games, William Ding, sejak 2024.
Ding diketahui telah memberhentikan ratusan karyawan, menutup beberapa studio, serta menunda sejumlah proyek. Selain itu, ia juga menarik kembali investasi internasional dan mulai mengalihkan fokus perusahaan ke portofolio game yang lebih kecil.
Menurut Bloomberg, diskusi internal mengenai pembatalan Marvel Rivals muncul karena Ding keberatan dengan biaya lisensi karakter Marvel, seperti Wolverine dan Spider-Man. Bahkan, sempat ada permintaan agar para seniman di proyek tersebut menciptakan desain superhero mereka sendiri sebagai alternatif.
Fokus Baru NetEase: Game Berulang dan Berorientasi Pasar Massal
Pada 2018, Ding menargetkan ekspansi global dengan menginvestasikan dana besar dan mengakuisisi beberapa studio untuk meningkatkan pendapatan dari pasar internasional. Namun, kini ia lebih memilih berfokus pada game dengan siklus hidup panjang, berbasis pasar massal, dan memiliki elemen permainan berulang agar dapat mendorong pengeluaran pemain secara konsisten.
Bloomberg juga menyebut bahwa prioritas utama Ding saat ini adalah memastikan setiap game yang dikembangkan mampu menghasilkan pendapatan ratusan juta dolar AS per tahun. NetEase Games sendiri tidak memiliki angka baku untuk menentukan kelayakan sebuah proyek baru, namun game dengan potensi keuntungan rendah kemungkinan besar tidak akan dilanjutkan.
Restrukturisasi ini juga berdampak pada PHK tim pendukung Marvel Rivals di Amerika Serikat. Beberapa karyawan yang diwawancarai Bloomberg mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap keputusan-keputusan Ding, bahkan ada yang menyebutnya sebagai pemimpin yang tidak stabil dalam mengambil kebijakan.
Meski tidak aktif bermain game, Ding mengklaim mampu memahami mekanisme sebuah game hanya dengan melihatnya dalam hitungan detik. Selain itu, ia juga mewajibkan karyawan di Tiongkok untuk bekerja hingga pukul 21.00, termasuk menyisipkan sesi tidur siang dan makan di sela-sela pekerjaan.
Dampak Restrukturisasi: Studio Ditutup, Proyek Dibatasi
Keputusan ini membuat beberapa studio NetEase Games di Tiongkok diprediksi tidak akan meluncurkan game besar hingga 2026. Bahkan, Presiden NetEase Games, Xiaojun Hui, telah meninggalkan posisinya lebih dari setahun lalu.
Pada 2024, Ding juga mulai merekrut sejumlah kecil lulusan baru dari sektor keuangan sebagai bawahan langsungnya. Beberapa dari mereka, yang masih berusia 20-an, kini diberi tanggung jawab untuk mengawasi dan memimpin studio-studio game di bawah NetEase.
Penutupan Studio di Luar Tiongkok
Di luar Tiongkok, NetEase Games dikabarkan telah menutup atau menghentikan proyek di beberapa studio, termasuk Ouka Studios, Worlds Untold, dan Jar of Sparks.
NetEase Games mengonfirmasi kepada Bloomberg bahwa sekitar 60 karyawan terdampak akibat penutupan Worlds Untold dan Jar of Sparks. Perusahaan menegaskan bahwa perubahan yang dilakukan merupakan penyesuaian internal, bukan PHK dalam skala besar.
Menurut laporan, keputusan untuk menutup Ouka Studios dibuat saat pengembangan Visions of Mana masih berlangsung. Ding bahkan menyingkirkan eksekutif yang sebelumnya menyetujui proyek tersebut, dengan alasan bahwa tidak ada kebutuhan bagi tim NetEase untuk mengembangkan game bagi penerbit lain seperti Square Enix.
Di Jepang, beberapa studio seperti Nagoshi Studio diberi kesempatan untuk menyelesaikan proyek mereka saat ini, namun tidak akan menerima dana atau waktu tambahan. NetEase juga menegaskan bahwa mereka tidak akan mengalokasikan dana pemasaran atau promosi bagi game yang tengah dikembangkan di Jepang.
Seorang jurnalis Bloomberg, Takashi Mochizuki, mengklarifikasi bahwa situasi ini bukan berarti “tidak ada investasi tambahan setelah proyek saat ini selesai”, melainkan lebih kepada “proyek yang sedang berjalan dapat diselesaikan, tetapi tidak boleh mengalami penundaan dan tidak akan mendapatkan investasi lebih lanjut”.
Bloomberg juga melaporkan bahwa beberapa studio NetEase Games di Amerika Serikat sedang mencari penerbit baru. Jackalope Games dikabarkan tengah mengembangkan MMORPG yang terkait dengan franchise Warhammer.
NetEase Games Siap Melepas Sebagian Studio Luar Negerinya
Laporan dari Game File menguatkan kabar Bloomberg dengan menambahkan bahwa NetEase Games kemungkinan akan menjual atau menutup banyak studio luar negerinya. Jika studio-studio tersebut tidak bisa mendapatkan pendanaan baru, lebih dari selusin studio berisiko ditutup.
Berikut daftar studio yang dimiliki atau didanai NetEase Games di luar Tiongkok:
- Anchor Point Studios
- Bad Brain Games Studios
- Fantastic Pixel Castle
- GPTRACK50
- Grasshopper Manufacture
- Jackalyptic Games
- Liquid Swords
- Nagoshi Studio
- NetEase Games Montréal
- PinCool, Inc.
- Quantic Dream
- Rebel Wolves
- SkyBox Labs
- Spliced Inc.
- Studio Flare
- T-Minus Zero Entertainment
Greg Street, kepala Fantastic Pixel Castle, menanggapi laporan ini dengan menegaskan bahwa NetEase masih mendukung studionya. Ia menyatakan, “Tidak, mereka memang mengevaluasi portofolio mereka, tetapi studio kami justru mendapatkan lebih banyak investasi.”
Pernyataan Resmi NetEase Games
Dalam pernyataan resmi kepada Game File, NetEase Games menyatakan bahwa perusahaan terus berinvestasi dalam bisnis globalnya, sambil tetap merekrut dan mengembangkan talenta baru. Namun, mereka juga menegaskan bahwa perubahan struktur organisasi diperlukan untuk meningkatkan kinerja jangka panjang.
Perusahaan menjelaskan bahwa keputusan strategis didasarkan pada pengalaman panjang mereka dalam mengembangkan dan mengoperasikan game layanan online sejak peluncuran Westward Journey Online pada 2001. Keberhasilan Marvel Rivals menjadi bukti dari pengalaman tersebut.
Meski demikian, NetEase mengakui bahwa mereka masih dalam tahap awal dalam mengembangkan game single-player. Oleh karena itu, mereka lebih berhati-hati dalam mengevaluasi risiko dan peluang di segmen ini, terutama dalam persaingan industri yang semakin ketat.
Dalam panggilan finansial terbaru, Ding menegaskan bahwa NetEase tetap berkomitmen mendukung studio-studio utama dan kreator berkualitas tinggi. Namun, perusahaan juga memiliki kewajiban untuk terus mengevaluasi kelayakan produk dan tim mereka secara berkala, demi memastikan keberlanjutan bisnis.