https://miaritz.com

Age of Empires II: Definitive Edition Hadir di PS5 pada 6 Mei 2025 dengan Ekspansi ‘The Three Kingdoms’

Microsoft dan Xbox Game Studios baru saja mengumumkan bahwa Age of Empires II: Definitive Edition akan tersedia untuk PlayStation 5 mulai 6 Mei 2025, bersamaan dengan peluncuran ekspansi terbaru bertajuk The Three Kingdoms. Ekspansi ini memperkenalkan lima peradaban baru, yaitu Shu, Wei, Wu, Jurchen, dan Khitan, yang masing-masing dilengkapi dengan unit dan teknologi unik yang memberikan pengalaman baru bagi pemain.

Tak hanya menambah peradaban baru, ekspansi ini juga menyajikan tiga kampanye menarik yang memungkinkan pemain memimpin pasukan Liu Bei, Cao Cao, dan klan Sun dalam pertempuran besar di Tiongkok kuno. Untuk pemain PS5, tersedia dua pilihan edisi: Standard dan Premium. Edisi Standard mencakup game dasar, konten unduhan The Mountain Royals, dan 24 ikon profil animasi. Sementara itu, Edisi Premium menawarkan akses awal hingga lima hari, ekspansi The Three Kingdoms, serta semua konten unduhan sebelumnya seperti Chronicles: Battle for Greece dan Return of Rome.

Dengan grafis 4K ultra HD dan soundtrack yang telah diremaster, Age of Empires II: Definitive Edition di PS5 menawarkan pengalaman bermain yang mendalam dengan lebih dari 200 jam gameplay yang mencakup sejarah manusia selama 1.000 tahun. Pemain konsol dapat menikmati pengalaman strategi real-time yang seru dan kompleks dalam game legendaris ini.

“Wake Up”: Ketika David Fincher Bawa Estetika Gelapnya ke Dunia Game

David Fincher, sutradara visioner di balik Fight Club, Se7en, dan Gone Girl, kini mengejutkan banyak pihak dengan langkah barunya: masuk ke dunia periklanan video game. Bekerja sama dengan Xbox, Fincher merilis iklan sinematik berjudul Wake Up, yang memperkenalkan karakter utama seekor tikus CGI bernama Horatio. Iklan ini menampilkan rutinitas hidup Horatio yang membosankan dan monoton, mulai dari bangun pagi, bekerja di kantor, hingga berolahraga di roda hamster raksasa — gambaran nyata dari istilah “rat race” yang melelahkan.

Namun, segalanya berubah ketika Horatio pulang dan menyalakan konsol Xbox miliknya. Dalam dunia game, ia kembali terhubung dengan teman-temannya, dan dari situlah ia mulai menemukan kembali makna hidup yang selama ini terasa hilang. Xbox menyampaikan pesan emosional yang kuat lewat narasi iklan ini: “Di sinilah dia menemukan kembali sisi manusianya yang hilang.”

Dengan gaya visual khas Fincher yang gelap namun artistik, Wake Up tampil layaknya film pendek dengan pesan filosofis yang dalam. Proyek ini turut melibatkan Romain Chassaing, seorang kreator visual yang terkenal akan pendekatannya yang unik dan penuh gaya di dunia film pendek dan iklan. Meski tidak seaneh iklan PlayStation yang disutradarai David Lynch pada masanya, Wake Up tetap punya daya tariknya sendiri: emosional, reflektif, dan menunjukkan bahwa video game bukan sekadar hiburan, tapi pelarian yang bisa menyelamatkan jiwa. Kamu bisa menonton Wake Up langsung di kanal YouTube resmi Xbox.

Wolverine Masih Disimpan Rapat, Kapan Taringnya Akan Diperlihatkan?

Sudah cukup lama sejak terakhir kali Insomniac Games mengungkapkan kabar tentang proyek ambisius mereka, Marvel’s Wolverine. Ketidakhadiran informasi terbaru ini membuat banyak penggemar merasa cemas dan penasaran. Bahkan, baru-baru ini seorang pengguna platform X (dulu Twitter) secara terbuka mengungkapkan kekecewaannya karena belum ada perkembangan dari gim yang sangat dinantikan tersebut. Menariknya, unggahan tersebut mendapatkan tanggapan langsung dari pihak Insomniac Games.

Dalam balasannya, Insomniac menyampaikan bahwa mereka masih berada dalam tahap pengembangan dan belum siap membagikan kabar lebih lanjut. Mereka juga menegaskan bahwa informasi terbaru akan diumumkan begitu waktunya sudah tepat. Pernyataan ini membuat banyak fans harus kembali bersabar, meskipun rasa antusias mereka terhadap gim ini tetap tinggi.

Seperti yang diketahui, pada akhir tahun lalu sempat terjadi kebocoran besar terhadap berbagai proyek Insomniac, termasuk cuplikan awal dari Marvel’s Wolverine. Hal tersebut tampaknya memberikan dampak cukup signifikan pada proses komunikasi publik mereka, membuat studio ini semakin berhati-hati dalam membagikan informasi ke depannya.

Tak sedikit yang berspekulasi bahwa kehadiran Wolverine di film Avengers: Doomsday bisa menjadi momen yang pas untuk mengumumkan gim ini secara resmi. Jika hal itu terjadi, bisa jadi ini akan menjadi kolaborasi promosi lintas media yang luar biasa. Namun hingga saat ini, para penggemar hanya bisa menunggu sambil berharap akan kabar baik dari Insomniac Games dalam waktu dekat.

David Fincher Bawa Pesan Mendalam dalam Iklan Xbox Bertema Tikus CGI

David Fincher, sutradara legendaris di balik film-film seperti Fight Club, Seven, dan Gone Girl, kini mengejutkan dunia dengan karya barunya di industri iklan. Berkolaborasi dengan Xbox, Fincher meluncurkan sebuah iklan sinematik berjudul “Wake Up”, yang mengisahkan petualangan seekor tikus CGI bernama Horatio dalam dunia yang sangat relatable, yaitu rutinitas kerja kantor yang membosankan.

Cerita dimulai dengan Horatio yang menjalani kehidupan yang monoton, mulai dari bangun tidur hingga bekerja di kantor yang penuh tekanan. Ia bahkan digambarkan sedang berolahraga di roda hamster raksasa, sebuah simbol dari konsep “rat race” atau perlombaan tikus dalam dunia kerja. Namun, semuanya berubah ketika Horatio pulang ke rumah dan menyalakan konsol Xbox-nya. Di dunia game, Horatio merasa kembali terhubung dengan teman-temannya dan menemukan kembali kebahagiaan serta makna hidup. Xbox pun menyampaikan pesan emosional melalui iklan ini: “Di sinilah dia menemukan kembali sisi manusianya yang hilang.”

Dengan sentuhan visual gelap khas Fincher yang penuh makna, “Wake Up” menyajikan lebih dari sekadar iklan video game. Proyek ini juga melibatkan Romain Chassaing, kreator visual yang terkenal dengan karyanya di film pendek dan iklan kreatif. Meskipun tidak seunik iklan PlayStation era David Lynch, kampanye ini menawarkan pendekatan emosional dan mendalam, membuktikan bahwa video game lebih dari sekadar hiburan semata. Ini adalah cara untuk melarikan diri dari tekanan hidup sehari-hari dan menemukan kembali diri kita yang sebenarnya.

Gebrakan Baru di Zenless Zone Zero Versi 1.7: Vivian dan Hugo Siap Mewarnai Signal Search Banner

Zenless Zone Zero bersiap memasuki fase akhir dari versi 1.6, dan sebagai pemanasan menuju konten baru, developer menggelar livestream Special Program untuk versi 1.7. Acara ini mengungkap beragam konten menarik yang akan segera hadir, termasuk urutan jadwal Signal Search Banner untuk update mendatang. Para pemain kini bisa mulai mempersiapkan diri untuk karakter-karakter baru dan rerun yang patut diantisipasi.

Pada fase pertama, banner akan menampilkan debut resmi Vivian, anggota dari Mockingbird yang memiliki elemen Ether dengan atribut Anomaly. Tak hanya itu, Signature W-Engine miliknya, “Flight of Fancy”, juga turut mendapatkan peningkatan rate. Vivian akan hadir bersama karakter S-Rank lain yang kembali meramaikan banner, yakni Jane Doe. Ia menggunakan elemen Physical dengan atribut serupa, dan Signature W-Engine miliknya, “Sharpened Stinger”, juga akan tersedia dalam periode yang sama. Karakter A-Rank yang turut memeriahkan fase ini adalah Piper Wheel (Physical – Anomaly) dan Seth Lowell (Electric – Defense). Fase pertama banner ini dijadwalkan berlangsung mulai 23 April hingga 14 Mei 2025.

Setelah itu, fase kedua akan menghadirkan debut Hugo, rekan Vivian dari Mockingbird. Hugo merupakan karakter S-Rank dengan elemen Ice dan atribut Attack. Signature W-Engine miliknya, “Myriad Eclipse”, juga akan tersedia secara perdana. Ia akan ditemani oleh Lighter, karakter S-Rank yang menggunakan elemen Fire dan atribut Stun, serta Signature W-Engine-nya “Blazing Laurel” yang kembali hadir. Karakter A-Rank yang muncul di fase ini adalah Soukaku (Ice – Support) dan Anton Ivanov (Electric – Attack). Banner fase kedua ini akan berlangsung dari 14 Mei hingga 5 Juni 2025.

Bagi para pemain yang sudah menanti karakter-karakter ini, sekarang saat yang tepat untuk menentukan pilihan dan menyusun strategi sebelum versi 1.7 resmi dimulai.

The Crew Ditutup, Gamer Meradang: Milik Sendiri atau Sekadar Izin Pakai?

Bayangkan suatu hari kamu membeli mobil impianmu. Tapi bertahun-tahun kemudian, pabriknya datang dan berkata, “Itu bukan milikmu, hanya izin pakai sementara.” Itulah gambaran dari kisah pelik yang kini menimpa Ubisoft. Setelah secara resmi menutup server The Crew pada Maret lalu, perusahaan game raksasa asal Prancis itu menghadapi gugatan hukum dari para pemain yang merasa hak mereka dirampas.

The Crew memang telah beredar sejak 2014 dan telah digantikan oleh The Crew Motorfest, namun keputusan Ubisoft untuk memutus total akses ke game ini dinilai terlalu drastis. Apalagi, kemasan game sempat menyatakan bahwa kode aktivasi berlaku hingga tahun 2099, membuat banyak pemain merasa tertipu. Ubisoft, melalui kuasa hukumnya, membela diri dengan menyatakan bahwa sejak awal, konsumen hanya membeli lisensi terbatas, bukan kepemilikan penuh.

Tak hanya itu, gugatan juga menyentuh isu mata uang digital dalam game yang dianggap setara dengan voucher hadiah. Berdasarkan hukum di California, voucher hadiah seharusnya tidak memiliki masa kedaluwarsa. Namun karena server dimatikan, seluruh mata uang dalam game tersebut menjadi tak bernilai, memunculkan pertanyaan baru dalam ranah hukum digital.

Ubisoft diberi batas waktu hingga 29 April untuk memberikan tanggapan resmi. Di sisi lain, komunitas modder telah mencoba menghidupkan kembali game ini lewat software buatan sendiri. Peristiwa ini menjadi pelajaran penting: selama game digital bergantung pada server dan DRM ketat, hak akses pemain bisa dicabut kapan saja. Maka dari itu, sebelum membeli game digital selanjutnya, pastikan kamu tahu, itu benar-benar milikmu atau sekadar pinjaman sementara?

Judul: The Last of Us Complete, Suguhan Emosional Penuh Nostalgia untuk Gamer Setia

Naughty Dog kembali menggoda para penggemarnya dengan merilis paket spesial bertajuk The Last of Us Complete, menyatukan dua game utama dari franchise legendaris ini dalam satu edisi eksklusif untuk PlayStation 5. Kompilasi ini mencakup The Last of Us Part I versi 2022 dan Part II Remastered yang dirilis tahun 2024. Sejak rumor tentang bundel ini mencuat Maret lalu, banyak penggemar yang menantikan konfirmasi resmi—dan kini semuanya terjawab.

Edisi ini hadir dalam versi digital dan Collector’s Edition fisik. Versi digital ditawarkan seharga £94.99 di PlayStation Store, lebih hemat sekitar £19.99 dibanding membeli kedua game secara terpisah. Sementara itu, Collector’s Edition yang hanya tersedia di toko resmi PlayStation dibanderol £109.99 atau $109.99 USD. Dalam edisi ini, penggemar akan mendapatkan kotak steelbook, dua disc game, DLC Left Behind, komik eksklusif American Dreams, empat cetakan litograf, serta surat apresiasi dari Neil Druckmann.

Pertanyaan besar pun muncul—apakah ini rilisan terakhir? Neil Druckmann sempat menyiratkan adanya satu bab lagi, namun pernyataannya pada Maret 2025 mengisyaratkan agar penggemar tidak berharap terlalu tinggi. Meski begitu, dunia The Last of Us masih terus hidup lewat adaptasi serial HBO yang akan memasuki musim kedua pada 13 April.

Bagi penggemar sejati, The Last of Us Complete adalah paket paling ideal untuk meresapi perjalanan emosional Joel dan Ellie dari awal hingga akhir.

Sonic Rumble Siap Guncang Dunia Game Party Mulai 8 Mei 2025!

SEGA akhirnya menetapkan tanggal peluncuran resmi untuk Sonic Rumble, game party gratis yang dikembangkan bersama Rovio. Game ini akan dirilis secara global pada 8 Mei 2025 dan tersedia di perangkat mobile iOS, Android, serta PC lewat platform Steam. Berbeda dari game Sonic konvensional, Sonic Rumble mengusung konsep battle royale yang mengandalkan kecepatan dan aksi seru, disertai visual ceria yang memikat.

Dalam setiap pertarungan, hingga 32 pemain akan saling bersaing untuk mengumpulkan cincin dan menghindari rintangan dalam berbagai tantangan ronde. Gaya permainannya sekilas mirip Fall Guys, namun disempurnakan dengan kecepatan khas Sonic serta kehadiran karakter ikonik seperti Sonic, Tails, Knuckles, hingga musuh legendaris seperti Death Egg Robot, menjadikan game ini semakin menarik untuk dimainkan.

Sega dan Rovio kini membuka tahap pra-registrasi di App Store dan Google Play bagi pengguna mobile, sementara gamer PC bisa langsung menambahkan game ini ke wishlist di Steam. Menariknya, semakin banyak pemain yang mendaftar lebih awal, semakin banyak pula hadiah in-game yang akan dibagikan saat game dirilis nanti. Hadiah yang ditawarkan antara lain skin eksklusif Sonic dari film Sonic the Hedgehog 3, stiker dan buddy Chao, serta mata uang in-game berupa cincin.

Sebagai game pertama dari Rovio pasca diakuisisi oleh SEGA pada 2023, Sonic Rumble diprediksi akan membawa angin segar dalam genre game party. Dengan elemen kompetitif dan visual penuh warna, game ini siap menjadi favorit baru di antara penggemar Sonic maupun pemain kasual.

Judul: Star Citizen Kian Ambisius dengan Dana Rp12,8 Triliun, Tapi Rilis Masih Jadi Misteri

Proyek game luar angkasa ambisius besutan Cloud Imperium Games, Star Citizen, kembali menjadi sorotan. Game ini telah mengumpulkan dana fantastis yang kini menembus angka 800 juta dolar AS atau sekitar Rp12,8 triliun. Meskipun telah berjalan lebih dari satu dekade sejak kampanye awalnya di Kickstarter pada tahun 2012, versi final dari game ini masih belum terlihat jelas. Awalnya dijadwalkan rilis pada 2014, skala proyek yang terus membesar membuat Star Citizen terseret ke dalam pusaran penambahan fitur tanpa ujung atau yang dikenal sebagai “feature creep.”

Saat ini, Star Citizen masih berada dalam tahap paid alpha dan terus mendapatkan pembaruan reguler. Dalam kurun 11 bulan terakhir saja, Cloud Imperium berhasil meraih tambahan dana sebesar 100 juta dolar AS dari penjualan akses alpha serta paket kapal luar angkasa eksklusif yang menjadi daya tarik utama para pemain. Dukungan komunitas tetap tinggi, tetapi ketidakpastian rilis semakin menambah rasa penasaran banyak pihak.

Harapan kini mulai tertuju pada Squadron 42, spin-off dari Star Citizen yang berfokus pada gameplay single-player dengan narasi sinematik. Menghadirkan aktor-aktor papan atas seperti Mark Hamill, Gary Oldman, hingga Andy Serkis, game ini diklaim telah mencapai tahap “feature complete” sejak 2023 dan ditargetkan meluncur pada 2026. Namun, banyak yang masih skeptis mengingat sejarah penundaan panjang proyek induknya.

Pertanyaan besarnya kini, apakah Star Citizen akan menepati janji atau justru selamanya menjadi game yang tak kunjung selesai?

Star Citizen Sentuh Dana Rp12,8 Triliun, Tapi Kapan Game Ini Benar-Benar Rilis?

Proyek game luar angkasa ambisius Star Citizen garapan Cloud Imperium Games kembali menarik perhatian publik setelah berhasil mengumpulkan dana lebih dari $800 juta, atau sekitar Rp12,8 triliun. Namun, meskipun pengembangannya telah berjalan selama lebih dari 12 tahun, tanggal perilisan resmi game ini masih menjadi misteri. Star Citizen dimulai sebagai kampanye Kickstarter pada tahun 2012, dengan target rilis awal di 2014. Namun, proyek ini mengalami “feature creep”, yaitu penambahan fitur yang terus-menerus hingga arah pengembangannya menjadi kabur. Hingga kini, game tersebut masih dalam tahap alpha berbayar, yang terus mendapatkan pembaruan namun belum menampakkan versi final. Dalam waktu kurang dari satu tahun terakhir saja, Cloud Imperium berhasil meraup $100 juta dari penjualan akses alpha serta paket kapal luar angkasa eksklusif, mencerminkan antusiasme komunitas yang tetap tinggi. Harapan pemain kini mulai beralih ke Squadron 42, spin-off single-player yang menjanjikan pengalaman sinematik dan menghadirkan aktor besar seperti Mark Hamill, Gary Oldman, hingga Andy Serkis. Game ini diklaim telah mencapai tahap “feature complete” sejak 2023 dan ditargetkan rilis pada 2026. Namun, banyak yang skeptis dengan jadwal tersebut mengingat riwayat penundaan proyek induknya. CEO Cloud Imperium, Chris Roberts, menyatakan timnya masih fokus penuh menyelesaikan game ini, tapi hingga kini Star Citizen tetap menjadi simbol dari proyek game paling ambisius sekaligus penuh kontroversi. Apakah penantian panjang ini akan menghasilkan sesuatu yang sepadan, atau malah berakhir menjadi mitos yang tak pernah terwujud?